ASIATODAY.ID, VATIKAN – Paus Fransiskus mengingatkan bahwa masyarakat dunia sekarang makin tidak sensitif terhadap berbagai krisis dan penderitaan manusia yang sedang berlangsung.
Dalam pesan Hari Natal tahunan dari Vatikan, Sabtu (25/12/2021), Paus menyebut masih terjadinya kekacauan di Suriah, Yaman, Irak, dan berbagai belahan dunia lainnya.
Paus Fransiskus juga menyingung pandemi Covid-19 yang menghalangi upaya-upaya untuk menyelesaikan konflik internasional.
Pidato Paus disampaikan di tempat terbuka dari atas balkon Basilika dihadiri oleh ribuan umat Katolik yang mengenakan masker dan memenuhi Alun-alun Santo Peter.
Pandemi Covid membuat orang-orang cenderung menghindari pertemuan dan kerja bersama dan hal yang sama terjadi di tingkat internasional di mana masyarakat dunia cenderung menghindari dialog dan dikhawatirkan akan lebih memilih jalan pintas untuk menyelesaikan krisis yang rumit, kata Paus.
“Kita terus melihat kenaikan jumlah konflik, krisis, dan perbedaan pendapat. Ini terlihat seperti tiada akhir dan sekarang kita bahkan nyaris tidak memerhatikannya,” kata Paus.
“Kita telah menjadi makin terbiasa dengan hal-hal tersebut sehingga banyak tragedi berlalu dengan didiamkan begitu saja,” imbuhnya.
Dia lalu menyebut Suriah, Yaman, dan Irak di mana tragedi yang begitu luar biasa dianggap sepi dan didiamkan selama bertahun-tahun.
Paus juga mendesak warga dunia untuk mencermati ketegangan yang masih berlanjut antara Israel dan Palestina, serta krisis ekonomi dan sosial di Lebanon.
Dalam doanya, Paus memohon agar rakyat Afghanistan diberi penghiburan karena selama lebih dari 40 tahun mereka hidup dalam konflik, dan juga memohon agar rakyat Myanmar diberi kekuatan karena intoleransi dan kekerasan tidak jarang menargetkan umat Kristiani dan tempat ibadah mereka.
Selain itu, Paus juga mendoakan agar perdamaian bisa hadir di wilayah-wilayah konflik seperti Ukraina, Ethiopia, dan Sahel.
Sebelumnya, Paus merayakan Natal dengan menghadiri misa di Basilika, di mana dia mendorong umat Katolik untuk lebih murah hati kepada kaum miskin dan mampu menghargai hal-hal kecil dalam hidup.
“Dalam malam penuh kasih ini, marilah kita takut hanya pada satu hal: yaitu melanggar kasih Tuhan, menyakitiNya dengan merendahkan orang miskin lewat sikap abai kita,” kata Paus. (BBC)
Discussion about this post