ASIATODAY.ID, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap hasil penyelidikan awal terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjanto mengungkapkan, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih dalam kondisi utuh dan tidak meledak di udara sebelum jatuh ke perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu (9/1/2021) lalu.
Mesin turbin pesawat pun juga dikatakan tidak mati saat kecelakaan. Hal ini diindikasi berdasarkan temuan KNKT, soal hancurnya bagian turbin pesawat SJ-182 di dalam laut.
“Pesawat secara utuh sampai membentur air, tidak meledak di udara. Selanjutnya temuan pada turbin pesawat menunjukkan konsistensi bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air,” ungkap Soerjanto dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Rabu (3/2/2021).
“Temuan turbin ini diindikasikan bahwa turbin-turbinnya rontok semua. Itu menandakan ketika mengalami impact akibat jatuh ke air, mesinnya masih berputar,” tambahnya.
Dalam paparannya Soerjanto juga menjelaskan, menurut data dari Tim SAR Gabungan, puing pesawat tersebar dalam wilayah dengan lebar 80 meter dan panjang 110 meter pada kedalaman laut 16 sampai 23 meter.
Adapun beberapa bagian pesawat telah ditemukan ialah, instrumen pesawat dari ruang kemudi, bagian roda pendarat utama, bagian sayap, bagian dari mesin bagian dari kabin penumpang dan ekor. Bagian-bagian ini kata Soerjanto, mewakili seluruh bagian pesawat dari depan hingga ke belakang. Luas sebaran dan ditemukannya bagian pesawat dari depan sampai belakang.
“Hal ini konsisten dengan bukti bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air, atau pecah diatas udara, itu tidak benar,” pungkasnya.
Pesawat Sriwijaya Air Boeing 735-500 classic series dengan kode penerbangan SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak mengalami kecelakaan setelah sempat kehilangan kontak. Dalam kejadian tersebut tercatat dalam daftar manifes tiga orang warga Lampung di antara 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru itu. (ATN)
Discussion about this post