ASIATODAY.ID, JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI Rofi Munawar menyesalkan blackout listrik yang terjadi di sebagian daerah di Pulau Jawa dari mulai Minggu hingga Senin (5/8/2019). Situasi ini menunjukan bahwa tidak ada sistem peringatan dini (early warning system) dan recovery yang memadai dari PT PLN (Persero) dalam sistem transmisi.
“Kita melihat bahwa kejadian pemadaman listrik ini berdampak sangat luas, fasilitas dan sarana publik banyak yang tidak berfungsi. Sungguh sangat prihatin dan merugikan, karena situasi ini tidak pernah terjadi sebelumnya,” Rofi Munawar dalam keterangan pers yang disampaikan di Jakarta, Senin (5/8/2019).
Anggota Fraksi PKS ini menambahkan, pemadaman ini membuat aktivitas KRL dan MRT sempat terhenti, lampu lalu lintas tidak berfungsi dan berbagai kegiatan masyarakat tidak berjalan maksimal. Dampak paling terasa menimpa masyarakat dan kalangan industri yang sangat bergantung terhadap pasokan listrik.
“Kita mendesak PLN untuk melakukan langkah-langkah pemulihan yang segera. Harus ada yang bertanggung jawab dan memberikan penjelasan yang terang benderang terkait peristiwa ini,” tegasnya.
Menurut Rofi Munawar, blackout PLN yang terjadi tidak bisa dipandang semata hanya permasalahan teknis dan mati lampu, namun secara faktual telah menghentikan sejumlah objek vital dan strategis publik di sektor transportasi, telekomunikasi dan sejenisnya.
“Blackout terjadi sangat masif, namun otoritas Presiden dan Menteri ESDM tidak cukup sensitif merespons. Kerugian sangat besar padahal,” tuturnya.
Dalam UU Ketenagalistrikan Pasal 29 ayat (1) huruf e disebutkan konsumen berhak mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan kesalahan dan/atau kelalaian pengoperasian oleh pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik sesuai syarat yang diatur dalam perjanjian jual beli tenaga listrik.
“Listrik blackout PLN cuma minta maaf ke konsumen dan tidak memberikan pernyataan pertanggungjawaban sedikit pun. Padahal di UU Perlindungan Konsumen Pasal 4 ayat (1), konsumen berhak mendapatkan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Pemadaman listrik jelas sudah membuat konsumen rugi baik secara material maupun non material,” terangnya.
PLN menginformasikan bahwa pemadaman terjadi akibat gangguan pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV, yang mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan dan diikuti trip seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa. Gangguan ini mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek, sebagian jawa barat dan jawa tengah mengalami pemadaman.
Sampai saat ini dari pantauan Asiatoday.id, aliran listrik di Kota Depok, Jawa Barat, belum normal. Pemadaman listrik bergiliran masih terjadi setiap tiga jam. Paling terasa dampak pemadaman listrik adalah UMKM karena mereka tidak memiliki genset.
,’;\;\’\’
Discussion about this post