ASIATODAY.ID, JAKARTA – Anggota parlemen di Indonesia menyerukan kepada pemerintah untuk meningkatkan upaya konservasi habitat orangutan di berbagai wilayah di Indonesia.
Langkah ini mendesak mengingat luas hutan yang menjadi habitat primata itu terus berkurang.
Anggota Komisi IV DPR, Daniel Johan mengungkapkan hal itu sebagai peringatan pada Hari Orangutan Sedunia yang diperingati setiap 19 Agustus.
“Kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya para pecinta satwa, saya mengucapkan happy World Orangutan Day 2022. Mari kita selamatkan dan jaga terus orangutan untuk ekosistem yang lebih baik,” ujarnya, Sabtu (20/8/2022).
Menurut Daniel, orangutan sebagai satwa endemik Indonesia yang unik dan ikonik harus terus dijaga. Apalagi, habitat kera besar tersebut sangat terbatas yakni hanya di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
“Saat ini populasi orangutan semakin terancam akibat pembukaan lahan yang berlebihan sehingga menimbulkan fragmentasi habitat orangutan,” imbuhnya.
Diketahui Indonesia memiliki tiga spesies orang utan, yakni orangutan Sumatera (Pongo abelii), orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dan orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).
Orangutan sendiri merupakan satwa yang dilindungi dalam hukum nasional berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Daniel pun menyoroti status ketiga spesies orangutan yang masuk dalam daftar merah satwa dunia yang terancam dari International Union for the Conservation of Nature (IUCN). Padahal orangutan memiliki peran penting untuk menjaga regenerasi hutan, yakni sebagai penebar biji.
“Habitat orangutan semakin sempit karena kawasan hutan yang merupakan tempat tinggalnya dijadikan lahan kebun kelapa sawit, pertambangan dan ditebang secara liar,” jelas Daniel.
“Tak jarang juga terjadi konflik dengan manusia sehingga orangutan dilukai bahkan dibunuh,” imbuhnya.
Untuk itu, legislator dari Dapil Kalimantan Barat ini meminta pemerintah menyiapkan rencana tata ruang berbasis ekosistem di berbagai wilayah habitat orangutan. Dengan begitu, orangutan dapat lebih terlindungi.
“Kerja sama pemerintah dengan pengusaha penggarap hutan juga perlu ditingkatkan sehingga pihak swasta dapat lebih berperan dalam penyelamatan lingkungan tempat hidup orangutan,” ujarnya.
Daniel pun mengimbau agar masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah habitat orangutan untuk dilibatkan dalam upaya menjaga keberlangsungan hidup orangutan.
“Jangan sampai Indonesia kehilangan satwa yang jumlahnya tinggal sedikit ini. Saya kira program pelestarian orangutan demi menjaga keberlangsungan siklus alam di hutan tropis kita harus lebih digalakkan,” tegas Daniel.
Lebih lanjut, Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi urusan kehutanan dan lingkungan hidup ini menilai perlu ada jaminan keamanan yang lebih bagi orangutan lewat produk-produk hukum.
Daniel memandang, payung hukum yang ada saat ini belum optimal.
“Jeratan hukum terhadap para pelaku perburuan, perdagangan, pembunuhan dan kepemilikan orangutan masih lemah dan belum efektif dalam memberikan efek jera,” ujarnya.
Daniel mengatakan, laporan semakin masifnya kasus kejahatan terhadap orangutan harus dapat segera diatasi.
“Primata ini banyak diburu karena dianggap hama oleh masyarakat di sekitar habitatnya. Bayi orangutan juga banyak diperjualbelikan secara ilegal dan ini adalah sebuah tindak kejahatan. Kita harus tegas terhadap setiap tindak kejahatan kepada orangutan,” urainya.
Di sisi lain, Daniel mengapresiasi berbagai pihak yang membantu penyelamatan dan pelestarian orangutan, baik dari LSM, kalangan akademisi, maupun kelompok elemen masyarakat lainnya.
“Mari kita berikrar untuk melindungi semua orangutan yang tersisa dan memberi mereka perhatian dan perawatan yang layak mereka dapatkan. Save orangutan,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post