ASIATODAY.ID, JAKARTA – Aktivitas proyek pembangunan Geopark yang berlangsung di Pulau Rinca, salah satu pulau dari Taman Nasional Komodo (TNK), di Nusa Tenggara Timur (NTT) kini menjadi sorotan.
Pasalnya, aktivitas proyek tersebut dinilai mengancam habitat satwa lindung Komodo di pulau itu.
Dari unggahan gambar di media sosial Twitter @KawanBaikKomodo, Jumat (23/10/2020) malam, terlihat bahwa, aktivitas proyek pembangunan di taman nasional itu menunjukkan kondisi yang sangat mengkhawatirkan bagi spesies purba itu.
Sejumlah satwa Komodo terlihat berada disekitar pekerja proyek dengan jarak yang sangat dekat. Bahkan dalam sebuah foto tampak hewan purba itu berada hanya radius beberapa meter dari bagian depan sebuah truk yang mengangkut meterial proyek.
“Sedih! Komodo berhadap2an dengan truk proyek bangunan Wisata Jurassic di Pulau Rinca. U pertama kalinya Komodo2 ini mendengar deru mesin2 mobil dan menghirup bau asapnya. Akan spt apa dampak proyek2 ini ke depannya? Masih adakah yg peduli dg konservasi?” demikian tulis akun @KawanBaikKomodo, dikutip Sabtu (24/10/2020).
Postingan tersebut ramai dibahas oleh warga di jagad maya, salah satunya aktivis Dandhy Dwi Laksono.
Melalui akun Twitternya, @Dandhy_Laksono menyoroti proyek tersebut yang dikaitkan dengan program 10 destinasi Bali Baru yang digalakan pemerintahan Jokowi.
“Orang datang dari berbagai penjuru dunia untuk melihat Komodo di habitat aslinya. Jokowi dkk datang dengan gagasan “10 Bali Baru, “wisata premium” dan membangun “Jurassic Park,” tulis Dandhy.
Oleh pemerintah, proyek pembangunan geopark di Pulau Rinca Loh Buaya ini disebut sebagai bagian dari pengembangan Pariwisata Super Prioritas di Kabupaten Manggarai Barat.
Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula mengatakan hal tersebut untuk merespon adanya protes sejumlah pelaku pariwisata di Labuan Bajo yang menolak pembangunan sarana prasarana, termasuk rencana pembangunan geopark di Pulau Rinca Taman Nasional Komodo (TNK).
Pasalnya, langkah itu dinilai melanggar UU No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
“Pembangunan sarana prasarana di Pulau Rinca Loh Buaya ini lahir dari sebuah perencanaan besar dengan fokusnya sebagai bagian dari Pariwisata Super Prioritas,” katanya dalam siaran pers, Jumat (7/8/2020) lalu.
Dikatakan, pemerintah pusat terus melakukan pembangunan infrastruktur Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo Manggarai Barat NTT untuk mendorong peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dukungan infrastruktur salah satunya dilakukan dengan membangun sarana dan prasarana wisata alam di Pulau Rinca Loh Buaya.
Bupati menuturkan, banyak daerah kabupaten yang merasa tidak mendapat perhatian seperti Manggarai Barat (Mabar) khususnya untuk infrastruktur.
“Pembangunan sarana prasarana di Manggarai Barat untuk mensinergikan antara pariwisata super prioritas dan kondisi existing infrastruktur serta fasilitas lainnya, dalam rangka mendukung pariwisata Labuan Bajo agar mendunia,” ujarnya.
Menurutnya, pariwisata Labuan Bajo terpilih dari sekian ribu Pariwisata di Indonesia termasuk 5 Destinasi Super Prioritas. Konsekuensinya, negara harus bertanggung jawab mengelola pariwisatanya agar mendatangkan kesejahteraan, termasuk bagi masyarakat setempat. (ATN)
Discussion about this post