• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • id
    • ar
    • zh-CN
    • en
    • fr
    • de
    • id
    • ko
    • no
    • ru
Friday, March 24, 2023
AsiaToday.id
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Proyeksi ADB: Ekonomi Negara Berkembang di Asia Paling Terguncang Akibat Covid-19

by Redaksi Asiatoday
April 3, 2020
in News
3 min read
0
Proyeksi ADB: Ekonomi Negara Berkembang di Asia Paling Terguncang Akibat Covid-19

Kekacauan transportasi di Kota Dhaka, Bangladesh. Foto : dok ADB

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank’s (ADB) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi regional negara-negara berkembang di Asia akan menurun tajam pada 2020. Penurunan ini sebagai dampak dari pandemi global wabah coronavirus (Covid-19).

Dalam laporan tahunannya, ADB memperkirakan pertumbuhan regional sebesar 2,2 persen pada 2020. Perkiraan ini merupakan revisi ke bawah sebesar 3,3 persen terhadap perkirakan ADB pada September 2019 sebesar 5,5 persen.

Pertumbuhan diperkirakan akan meningkat menjadi 6,2 persen pada 2021, dengan asumsi bahwa wabah berakhir dan aktivitas menjadi normal.

RelatedPosts

9 Warga China Tewas Ditembak di Kawasan Tambang Emas di Afrika Tengah

AS Gagal Menghentikan Kebencian terhadap Warga Asia

Turkiye dan Irak akan Bangun Koridor Transportasi Penghubung Perbatasan

Negara berkembang Asia kecuali Hong Kong, Korea Selatan, Singapura, dan Taipei diperkirakan akan tumbuh 2,4 persen tahun ini, dibandingkan 5,7 persen pada 2019, sebelum rebound menjadi 6,7 persen tahun depan.

“Evolusi pandemi global sangat tidak pasti. Pertumbuhan bisa menjadi lebih rendah, dan pemulihannya lebih lambat, dari yang kami perkirakan saat ini. Untuk alasan ini, diperlukan upaya yang kuat dan terkoordinasi untuk mengendalikan pandemi covid-19 dan meminimalkan dampak ekonominya, terutama pada yang paling rentan,” ujar Kepala Ekonom ADB Yasuyuki Sawada, Jumat (3/4/2020).

Di China, kontraksi tajam dalam industri, layanan, penjualan ritel, dan investasi pada kuartal I karena wabah covid-19 akan menarik pertumbuhan turun ke 2,3 persen tahun ini. Pertumbuhan akan pulih ke level di atas normal 7,3 persen pada 2021 sebelum kembali ke pertumbuhan normal.

Sementara di India, langkah-langkah untuk menahan penyebaran virus dan lingkungan global yang lebih lemah tahun ini akan mengimbangi manfaat dari pemotongan pajak baru-baru ini dan reformasi sektor keuangan.

Pertumbuhan di India diperkirakan melambat menjadi 4 persen pada tahun fiskal 2020 sebelum menguat menjadi 6,2 persen pada 2021.

ADB menilai pelemahan di Asia banyak disebabkan adalah lingkungan eksternal yang memburuk, dengan pertumbuhan mandek atau menyusut di ekonomi industri utama Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Beberapa eksportir komoditas dan minyak, seperti yang ada di Asia Tengah, akan dilanda kejatuhan harga komoditas. Harga minyak Brent diperkirakan rata-rata USD35 per barel tahun ini, turun dari USD64 pada 2019.

Semua subregional Asia yang sedang berkembang akan melihat pertumbuhan melemah tahun ini karena permintaan global yang lemah, dan di beberapa negara karena wabah domestik dan kebijakan penahanan.

Subregional yang lebih terbuka secara ekonomi seperti Asia Timur dan Tenggara, atau tergantung pariwisata seperti Asia Pasifik, akan sangat terpukul. Aktivitas ekonomi di subregional Pasifik diperkirakan akan berkontraksi sebesar 0,3 persen pada 2020 sebelum pulih menjadi 2,7 persen pada 2021.

Bagian khusus dari laporan ini menyediakan informasi terbaru tentang dampak ekonomi yang mungkin timbul dari wabah covid-19 pada negara-negara berkembang di Asia, dan pada sektor-sektor di dalam negara-negara tersebut.

Biaya global pandemi ini dapat berkisar dari USD2 triliun hingga USD4,1 triliun, setara dengan kerugian antara 2,3 hingga 4,8 persen dari produk domestik bruto (PDB) global.

“Perkiraan ini, yang memperbarui penelitian ADB sebelumnya yang dirilis pada 6 Maret, mencerminkan sifat pandemi global sekarang, penggunaan luas kebijakan penahanan dan larangan perjalanan di seluruh dunia, dan data tentang bagaimana wabah memengaruhi aktivitas di China,” paparnya.

Perlu dicatat bahwa perkiraan tersebut tidak memperhitungkan faktor-faktor seperti gangguan pasokan, pengiriman uang yang terputus, biaya perawatan kesehatan yang mendesak, dan potensi gangguan keuangan, serta dampak jangka panjang pada pendidikan dan ekonomi. (ATN)

,’;\;\’\’
Tags: ADBAsia BusinessCOVID-19Krisis EkonomiPertumbuhan AsiaPertumbuhan EkonomiResesi EkonomiResesi Global
Previous Post

Freeport Indonesia dan Amman Mineral Kantongi Persetujuan dan Kuota Ekspor Baru

Next Post

ADB : Ekonomi Indonesia hanya Tumbuh 2,5 Persen

Next Post
Pertumbuhan Ekonomi Negara di Asia Diproyeksi Membaik Tahun 2020

ADB : Ekonomi Indonesia hanya Tumbuh 2,5 Persen

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Jepang Akhiri Pembatasan Ekspor Bahan Mentah Cip ke Korea Selatan
  • 9 Warga China Tewas Ditembak di Kawasan Tambang Emas di Afrika Tengah
  • Indonesia, Malaysia dan Thailand Komitmen Perkuat Ekonomi di Kawasan
  • Nikel Indonesia Bisa Habis, Hilirisasi Jadi Kunci
  • Pertemuan Pertama ASEAN SOM WG on DMP, Bahas Prosedur Pengambilan Keputusan
  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.