ASIATODAY.ID, HONG KONG – Pemimpin Hong Kong Carrie Lam berencana menggelar dialog dengan para demonstran, pekan depan. Dialog ini bertujuan untuk meredam amarah pedemo yang telah berlangsung selama kurang lebih tiga bulan.
Penarikan RUU ekstradisi Tiongkok oleh Lam tidak menyurutkan demonstrasi warga Hong Kong yang terus berlanjut. Demonstran kini menyerukan penegakan demokrasi, yang dinilai sudah semakin terkikis oleh intervensi Tiongkok.
“Masyarakat Hong Kong telah mengalami akumulasi masalah ekonomi, sosial, bahkan politik. Saya berharap berbagai bentuk dialog ini dapat menjadi landasan bagi kita yaitu pemerintah dan warga untuk berdiskusi,” kata Lam, dikutip dari AFP, Selasa (17/9/2019).
Lam menambahkan, dialog itu akan berformat terbuka untuk umum. Setiap warga dapat mendaftar untuk hadir dalam dialog tersebut.
Ia juga berjanji bahwa berbagai isu akan diangkat dalam dialog tersebut, termasuk masalah perumahan dan tempat tinggal di Hong Kong yang masih dirasa sangat mahal dan hanya bisa dibeli oleh warga yang berpenghasilan tinggi.
“Yang menjadi prioritas untuk diskusi ini adalah meredam kekerasan dan kericuhan berbulan-bulan di Hong Kong,” ungkapnya.
Hong Kong adalah bekas koloni Inggris, yang sudah dikembalikan ke Tiongkok pada 1997 di bawah sistem “Satu Negara, Dua Sistem.” Sistem tersebut menjamin otonomi Hong Kong.
Demonstrasi selama tiga bulan di kota ini menjadikan demonstrasi terlama dalam sejarah. Pedemo sempat merusak sejumlah stasiun MTR dan memblokir jalan-jalan utama serta bandara.
Akibatnya, ratusan calon penumpang yang berada di Bandara Internasional Hong Kong tidak bisa masuk maupun keluar. Banyak penerbangan yang ditunda bahkan dibatalkan akibat serangan dari para pedemo. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post