ASIATODAY.ID, JAKARTA – China secara konsisten terus berupaya memperkuat relasinnya dengan negara-negara di Asia Tenggara.
Dalam rangka itu, Menlu China menggelar pertemuan khusus dengan para Menlu ASEAN yang dilangsungkan secara fisik di Chongqing, China. Kegiatan itu merupakan pertemuan fisik pertama Menlu ASEAN – RRT sejak Februari 2020. Pertemuan ini dilaksanakan dalam rangka perayaan 30 tahun hubungan kemitraan antara ASEAN dan China (Republik Rakyat Tiongkok).
Menteri Luar (Menlu) Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi turut menjadi bagian pertemuan penting itu.
Menlu Retno Marsudi menyoroti bahwa relasi China-ASEAN sangat penting namun relasi itu tidak akan bermakna dan sustainable jika tidak dibarengi dengan stabilitas kawasan.
“Stabilitas Laut China Selatan menjadi ujian terpenting dalam kemitraan antara China-ASEAN. Terkait isu Indo Pasifik, dinamika geopolitik yang berkembang mengharuskan semua pihak menjaga kawasan agar tetap stabil, damai dan sejahtera,” kata Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers secara virtual, Senin (7/6/2021) petang.
“Kita harus terus meningkatkan kebiasaan untuk berdialog dan bukan persaingan (rivalry), terus membangun kepercayaan strategis, dan bukan justru menciptakan defisit kepercayaan, dan membangun kerjasama konkret yang saling menguntungkan atau win-win dan bukan zero-sum game, sejalan dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific,” ujar Menlu.
Terkait isu Laut China Selatan, Menlu Retno menekankan bahwa kemampuan kedua pihak mengelola Laut China Selatan akan menjadi ujian bagi hubungan China-ASEAN.
“ASEAN dan China harus segera melanjutkan pembahasan Code of Conduct yang kemajuannya saat ini sangat lambat. Kita berharap perundingan ini cepat selesai dengan hasil yang efektif dan substantif,” ujar Menlu Retno.
Dalam konteks itu, Retno menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah pertemuan negosiasi Code of Conduct di Jakarta dalam waktu dekat.
“Indonesia juga mendorong agar semua pihak terus mematuhi pelaksanaan Declaration of Conduct (DOC) termasuk menahan diri (self restraint). Saya mengulangi kembali bahwa kemampuan kita mengelola Laut China Selatan akan dapat memperkuat kemitraan kita yang setara, saling menguntungkan dan sangat diperlukan bagi perdamaian dan stabilitas global, dan semua harus dilakukan sesuai dengan UNCLOS 1982,” ujar Menlu Retno.
Pertemuan Luhut dan Wang Yi
Indonesia dan China sepakat membentuk dialog tingkat tinggi sebagai penguatan kerjasama seiring dengan kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan ke China pada Sabtu (5/6/2021).
Menko Luhut menghadiri acara tete-a-tete (pertemuan antara dua orang) yang diikuti dengan penandatanganan MoU Establishing a High Level Dialogue and Cooperation Mechanism bersama Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.
Seperti yang telah diketahui, Indonesia memiliki hubungan baik dengan China yang terbukti melalui berbagai kerja sama yang telah dijalin oleh kedua negara.
“Saya percaya kita dapat terus memperkuat hubungan yang saling menguntungkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua negara, baik di masa kini maupun di masa mendatang,” ujar Luhut seperti dikutip dari siaran pers pada Senin (7/6/2021).
Melalui pertemuan ini, kedua pihak sepakat untuk memperkuat kerjasama dalam menghadapi perkembangan kondisi global, isu-isu strategis, serta tantangan global.
“Dalam menjalankannya, kami mengedepankan semangat senasib dan kami berharap dapat terbangun kerja sama yang mutual dan lebih baik lagi antara Indonesia dengan RRT,” ujar menlu Wang Yi.
Dalam pertemuan ini, beberapa topik strategis kedua negara pun dibahas mulai dari politik dan keamanan, kesehatan, sinergi dan strategi pengembangan proyek kerja sama prioritas, perdagangan dan ekonomi, investasi, serta maritim dan aeronautika.
Dilakukan pula beberapa sesi pertemuan tematik dengan pemerintah China maupun sektor swasta untuk membahas beberapa program kerja sama dan proyek yang akan dilaksanakan kedua pihak.
Luhut didampingi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Wakil Menteri Keuangan Suahasil, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, dan Wakil Duta Besar RI untuk China Dino R. Kusnadi.
MoU ini secara resmi menandai pembentukan High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) antar kedua negara. Hadir pula dalam pertemuan tersebut Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Ayodhia Kalake, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Septian Hario Seto, dan Penasehat Khusus Menko Marves Jona Widhagdo Putri.
Kunjungan Menko Luhut kali ini diikuti dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam acara pertemuan Menlu ASEAN dengan China guna membahas kerjasama di area Asia Pasifik dan berbagai isu kawasan lainnya. (ATN)
Discussion about this post