ASIATODAY.ID, JAKARTA – Indonesia tak mampu menghindari gelombang resesi.
Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, jika daya konsumsi dan investasi masih berada di zona negatif, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia dipastikan mengalami resesi di kuartal ketiga.
“Kenaikan angka jumlah positif ini harus hati-hati karena ini bisa membuat kuartal ketiga kita proyeski mencapai 0 persen sampai negatif 2 persen. Artinya meskipun belanja pemerintah diakselerasi, mungkin daya konsumsi dan investasi belum bisa ke zona positif karena aktivitas belum masuk normal, itu secara teknikal kuartal ketiga negatif makan resesi terjadi,” jelas Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Senin (7/9/2020).
Sri Mulyani menjelaskan, walaupun Indonesia mengalami resesi, hal itu bukan berarti sesuatu yang sangat buruk. Hal ini dikarenakan kontraksi ekonomi di kuartal ketiga menurutnya tidak akan sedalam jika dibandingkan kuartal kedua.
“Bukan berarti kondisi sangat buruk kalau kontraksinya lebih kecil dan menunjukkan pemulihan di bidang konsumsi dan investasi melalui belanja pemerintah yang dipercepat dan berharap ekspor juga lebih baik karena satu bulan terjadi peningkatan. Kuartal ketiga lebih membaik dan kuartal kedua minusnya,” jelasnya.
Dikatakan, ekonomi Indonesia yang negatif di kuartal ketiga ini tidak akan lebih buruk dibandingkan negara lainnya yang diprediksi akan mengalami kontraksi yang cukup tajam.
“Kita dibandingkan negara lainnya cukup lebih baik karena negara lainnya kontraksinya capai minus 20 persen,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post