ASIATODAY.ID, ABU DHABI – Afrika diproyeksi menguasai 10 persen pasar hidrogen global yang ramah lingkungan, membantu menciptakan hingga 3,7 juta pekerjaan dan menambahkan sebanyak US$120 miliar untuk produk domestik bruto (PDB) benua, menurut laporan penting yang diterbitkan bersama oleh Masdar serta platform Pekan Keberlanjutan Abu Dhabi (Abu Dhabi Sustainability Week/ADSW) di sela-sela konferensi perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2022 (COP27) 2022.
Sumber daya matahari dan angin yang berlimpah di Afrika dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan 30 hingga 60 juta ton per tahun (mtpa) hidrogen yang ramah lingkungan pada tahun 2050, sekitar 5 hingga 10 persen permintaan global, menurut laporan tersebut, “Revolusi Energi Hijau Afrika: peran hidrogen dalam membuka energi terbarukan Afrika yang belum dimanfaatkan,” diproduksi dengan dukungan analitis yang disediakan oleh McKinsey & Company.
Sebuah industri hidrogen di Afrika dengan kapasitas produksi tersebut kemungkinan akan menciptakan 1,9 hingga 3,7 juta pekerjaan dan meningkatkan PDB sebesar US$60 hingga 120 miliar pada tahun 2050, berdasarkan temuan laporan tersebut.
Mohamed Jameel Al Ramahi, CEO Masdar, mengatakan, laporan ini menyediakan cetak biru bagi negara-negara Afrika untuk menghasilkan pertumbuhan rendah karbon yang berkelanjutan sekaligus memperluas akses energi di seluruh benua.
Hidrogen yang ramah lingkungan berpotensi mengurangi emisi, membuka peluang ekonomi, serta menciptakan lapangan kerja baru dan berharga bagi negara-negara di seluruh kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
“Masdar telah lama mengakui potensi hidrogen yang ramah lingkungan, dengan investasi sejak tahun 2008. Dengan tengah berlangsung beberapa proyek hidrogen yang ramah lingkungan di seluruh dunia saat ini – termasuk sejumlah proyek di Afrika – kami berharap dapat terus bekerja sama dengan para mitra kami di Afrika guna memaksimalkan banyak manfaat yang dapat dicapai dari hidrogen ramah lingkungan yang menjadi sorotan dalam laporan ini,” kata Mohamed Jameel Al Ramahi, dikutip dari siaran pers, yang diterima di Jakarta, Jumat (11/11/2022).
Afrika dapat menjadi salah satu sumber paling kompetitif untuk hidrogen yang ramah lingkungan di dunia, berdasarkan laporan ini, dengan biaya sebesar US$1,8 hingga 2,6 per kilogram (kg) pada tahun 2030, lebih lanjut menurun menjadi sekitar US$1,2 hingga 1,6 per kg pada tahun 2050 seiring dengan matangnya teknologi produksi hidrogen dan terus menurunnya biaya energi terbarukan.
Kedekatan dengan pusat permintaan di Eropa dan Asia juga mengoptimalkan posisi benua untuk membangun sektor hidrogen yang berorientasi ekspor, saran laporan tersebut, yang mencatat bahwa hasil ekspor energi Afrika melalui hidrogen yang ramah lingkungan dan turunan akan mencapai 20 hingga 40 mtpa pada tahun 2050.
Sisanya 10–20 mtpa akan melayani permintaan hidrogen dalam negeri, yang membantu meningkatkan elektrifikasi masyarakat Afrika dan memberikan manfaat sosioekonomi lainnya, termasuk jaringan energi yang lebih berkelanjutan, perluasan akses energi bersih, serta pengurangan ketergantungan pada impor bahan bakar fosil.
Direktur Manajemen Aset dan Layanan Teknis Masdar, Mohammad Abdelqader El Ramahi, mengatakan peningkatan skala hidrogen yang ramah lingkungan merupakan kesempatan untuk tidak hanya membangun sektor ekspor global yang kuat di benua Afrika, tetapi juga untuk mengakselerasi penerapan energi terbarukan secara keseluruhan.
“Sumber daya terbarukan yang terhubung dengan jaringan dan digunakan untuk produksi hidrogen yang ramah lingkungan dapat menyalurkan energi ke dalam jaringan guna menyediakan energi bersih yang terjangkau ke area yang kurang sumber daya – terutama, di Afrika Sub-Sahara, yang memiliki laju elektrifikasi rata-rata hanya 48 persen,” jelasnya.
Memungkinkan produksi pada skala 30–60 mtpa akan memerlukan antara 1.500 dan 3.000 terawatt jam (TWh) energi terbarukan – setara dengan lebih dari 50 kali total produksi Afrika saat ini dari tenaga surya serta angin, ungkap laporan tersebut.
Pangsa investasi terbesar (US$320–610 miliar) akan beralih ke sumber daya terbarukan yang dibutuhkan untuk memproduksi hidrogen, diikuti oleh pabrik elektrolisis (US$115–220 miliar).
Untuk proyek-proyek ekspor, sebagian besar modal yang dibutuhkan diperkirakan berasal dari investor asing, menurut laporan tersebut.
Di luar investasi, laporan ini merekomendasikan enam bidang yang luas untuk tindakan: pengembangan rencana induk terpadu; tata kelola, koordinasi internasional, dan mobilisasi; pembentukan kerangka kerja peraturan untuk hasil ekspor hidrogen; investasi dalam infrastruktur; penentuan sumber dan pembangunan tenaga kerja yang sangat terampil; serta penerapan mekanisme yang mengurangi risiko proyek.
Masdar, salah satu perusahaan energi bersih terdepan di dunia, aktif terlibat dalam sejumlah proyek yang berkaitan dengan produksi hidrogen yang ramah lingkungan.
Pada bulan April, Masdar dan Hassan Allam Utilities asal Mesir menandatangani perjanjian dengan organisasi terdepan yang didukung negara di Mesir untuk bekerja sama dalam pengembangan pabrik produksi hidrogen yang ramah lingkungan di negara ini, menargetkan kapasitas elektroliser 4 gigawatts pada tahun 2030, serta output hingga 480.000 ton hidrogen yang ramah lingkungan per tahunnya. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post