ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Ribuan aktivis lingkungan berunjuk rasa dengan melumpuhkan lalu lintas di ibu kota Amerika Serikat, Washington DC, Senin (23/9/2019). Tujuannya untuk mencari perhatian terkait digelarnya KTT Iklim PBB di New York. Pertemuan akan diikuti perwakilan lebih dari 60 negara.
Para peserta KTT Iklim PBB meliputi para pemimpin negara kepulauan kecil yang paling berisiko terdampak kenaikan permukaan air laut serta perwakilan perusahaan yang ingin membuat komitmen baru untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Satu hal yang kami pelajari adalah, melumpuhkan sebuah kota merupakan cara sangat efektif untuk mengomunikasikan gravitasi dari krisis iklim,” kata Kaela Bamberger, juru bicara Extinction Rebellion DC, salah satu dari puluhan kelompok yang berpartisipasi.
Extinction Rebellion, yang juga didukung ratusan ilmuwan, merupakan kelompok yang mengampanyekan pembangkangan sipil tanpa kekerasan untuk menekan pemerintah dalam mengurangi emisi karbon serta mencegah krisis iklim yang bisa menyebabkan kelaparan dan kehancuran sosial.
Pada Apri lalu, kelompok itu memblokir lalu lintas London, Inggris, selama 11 hari, termasuk menghentikan perjalanan kereta dan mengganggu proyek pembangunan perusahaan energi raksasa Shell.
Sementara itu aksi unjuk rasa yang disebut Shut Down DC ini juga didukung oleh Metro DC, kelompok Sosialis Demokrat AS, serta Black Lives Matter DC.
Pada Minggu (22/9/2019) malam, hampir 1.150 orang telah mendaftar untuk mengikuti unjuk rasa melalui situs web yang dibuat khusus.
Para aktivis menargetkan empat lokasi sebagai titik konsentrasi massa, di antaranya Farragut Square di pusat Kota Washington, Columbus Circle dekat stasiun Union Station, dan Taman Folger di Capitol Hill. Namun mereka tak menyebut jalan-jalan apa saja yang akan diblokir. Aksi serentak ini akan dimulai pukul 06.30 waktu setempat,
Kepolisian Metropolitan Washington DC menyatakan, petugas akan dilengkapi dengan peralatan untuk menangani demonstrasi, termasuk jika terjadi kerusuhan.
Massa akan memprotes para pemimpin yang dianggap tidak prolingkungan, termasuk Presiden Donald Trump. Trump memastikan tidak akan mengikuti KTT Iklim dan berniat menarik AS keluar dari perjanjian Paris 2015. Dia juga membatalkan peraturan di masa pemerintahan Barack Obama tentang pengurangan emisi dan ingin memaksimalkan output energi AS.
Aksi unjuk rasa ini juga digelar untuk mendukung Greta Thunberg, aktivis lingkungan berusia 16 tahun asal Swedia yang melakukan perjalanan dari negaranya ke New York untuk mengikuti KTT Iklim menggunakan perahu layar. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post