• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • Arabic
  • Chinese (Simplified)
  • English
  • French
  • German
  • Indonesian
  • Korean
  • Norwegian
  • Russian
Saturday, February 4, 2023
AsiaToday.id
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Sampah Plastik Mengancam Kehidupan di Bumi

by Redaksi Asiatoday
July 25, 2019
in Sains & Lingkungan
3 min read
0
Sampah Plastik Mengancam Kehidupan di Bumi

Paus mati terdampar memuntahkan sampah plastik. Doc

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ketika laju pembungan plastik tak lagi bisa dibendung, maka seluruh aspek dalam rantai kehidupan di planet bumi akan mengalami perubahan fungsi.

Penelitian dari University of Georgia, Jenna R. Jambeck, mendengungkan, pada tahun 2010 ada 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di seluruh dunia. Sekitar 4,8-12,7 juta ton diantaranya terbuang bebas dan mencemari laut.

Indonesia dengan populasi manusia yang tersebar di wilayah pesisir sebesar 187,2 juta, setiap tahunnya menghasilkan 3,22 juta ton sampah plastik yang tak terkelola dengan baik. Artinya, sekitar 0,48-1,29 juta ton dari sampah plastik tersebut diduga terbuang bebas di lautan.

RelatedPosts

Krisis Udara Bersih di Kota Bangkok Makin Parah

Ilmuwan Temukan Bukti Efek Pasang Surut Bulan di Plasmasphere Bumi

Ekologi Terancam, Limbah Tailing Freeport Indonesia Jadi Sorotan

Data Jenna juga menyebutkan, Indonesia merupakan negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia. China memimpin dengan tingkat pencemaran sampah plastik ke laut sekitar 1,23-3,53 juta ton per tahun.

Padahal, jumlah penduduk pesisir Indonesia hampir sama dengan India, yaitu 187 juta jiwa. Namun tingkat pencemaran plastik ke laut India hanya sekitar 0,09-0,24 juta ton per tahun dan menempati urutan ke 12.

Artinya memang ada sistem pengelolaan sampah yang buruk di Indonesia. Tidak berhenti sampai di situ, pencemaran plastik di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat. Saat ini, industri-industri minuman di Indonesia merupakan salah satu sektor yang pertumbuhannya paling pesat.

Pada kuartal I-2019, pertumbuhan industri pengolahan minuman mencapai 24,2% secara tahunan (YoY) hanya kalah dari industri pakaian jadi. Banyak dari hasil akhir produk minuman menggunakan plastik sekali pakai sebagai packaging. Minuman-minuman tersebut dapat dengan mudah ditemui di berbagai gerai ritel, baik modern maupun tradisional.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kuhutanan (KLHK), tren peningkatan sampah plastik di Indonesia ini menjadi ancaman yang sangat serius bagi kehidupan dan masa depan lingkungan hidup.

“Masalah ini tidak bisa lagi diatasi dengan cara yang biasa-biasa saja. Semua pihak harus terlibat karena jika tidak, rantai kehidupan akan mengalami ancaman serius,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati dalam Rapat Kerja Teknis Adipura Tahun 2019 di Jakarta, Selasa (23/7/2019).

KLHK mencatat, tren peningkatan sampah plastik menunjukkan tren yang sangat mengkhawatirkan. Pada tahun 1995, komposisi sampah plastik tercatat hanya sembilan persen. Namun, pada 2005 angka tersebut meningkat menjadi 11 persen dan terus meningkat sampai 16 persen pada 2016.

“Apabila tren peningkatan tersebut berjalan secara normal dan tidak bisa dibendung, maka masalah sampah plastik ini akan segera menjadi bencana,” tandasnya.

Problemnya kata dia, pengelolaan sampah plastik di tanah air masih berkutat pada kendala terbatasnya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah dengan tingkat pelayanan yang optimal.

Pada 2015 dia mengatakan tingkat pelayanan dalam pengelolaan sampah baru 63,70 persen dan pada 2018 tercatat 71,59 persen. Namun demikian, tingkat pelayanan pengelolaan sampah yang baik dan benar baru ada 32 persen. Pelayanan yang terbatas itu, menurut dia masih menjadi faktor yang dominan dalam pengelolaan sampah. Sementara itu, TPA open dumping di seluruh Indonesia juga masih ada sekitar 55,56 persen.

“Masih banyaknya TPA open dumping, ini juga terus memperburuk kondisi lingkungan dan mengganggu kesehatan warga,” tandasnya.

Masalah sampah plastik juga menjadi perhatian serius Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Bahkan Susi mengibaratkan sampah plastik laksana monster plastik. Menurut Menteri Susi, seramnya monster ini sama dengan ancaman sampah plastik yang menghantui bumi khususnya di sektor laut Indonesia di masa depan.

“Kalau tidak mengurangi dampak sampah plastik sekali pakai, akan mengancam khususnya di laut kita pada 2040. Sampah plastik bisa lebih banyak dari pada ikan nanti, kita makannya protein plastik,” ucap Susi.

Oleh karena itu, demi menjaga dan melestarikan laut Indonesia yang luasnya mencapai 71 persen, Susi mendorong seluruh stakeholder untuk mengurangi dan kalau bisa tidak lagi menggunakan sampah plastik sedini mungkin.

“Sampah plastik 70 persennya berakhir di lautan kita. Ayo, sudah saatnya kita mulai membiasakan untuk tidak menggunakan plastik, sekecil apapun,” tandasnya. (AT Network)

,’;\;\’\’
Tags: KemenlhkLautMenteri SusiNo PlastikOceanSampah plastikSave EarthStop PlasticSusi Pudji Astuti
Previous Post

Bos Hyundai Temui Jokowi untuk Apa?

Next Post

Pemerintah Tutup Sementara KBRI Yaman

Next Post
Pemerintah Tutup Sementara KBRI Yaman

Pemerintah Tutup Sementara KBRI Yaman

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Bangun Pabrik Baru, Daihatsu Tambah Investasi Rp2,9 Triliun di Indonesia
  • Permintaan China Dongkrak Harga ICP Indonesia
  • OCBC NISP Gugat Pemilik Gudang Garam (GGRM) Senilai Rp1 Triliun
  • Inggris Siap Investasi Rp19,3 Triliun di Proyek MRT Fase 3 Jakarta
  • Presiden Jokowi Tekankan ASEAN Tidak Boleh Jadi Proxy Siapapun
  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKoreanNorwegianRussian