ASIATODAY.ID, RIYADH – Saudi Aramco menjadi perusahaan paling menguntungkan di dunia pada kuartal III/2021, mengungguli raksasa teknologi seperti Google, Amazon, dan Apple, serta perusahaan energi terdaftar lainnya seperti ExxonMobil dan Shell.
Berkat kenaikan harga minyak baru-baru ini, perusahaan yang berbasis di Dhahran melaporkan laba bersihnya pada kuartal ketiga meningkat 158 persen dari tahun lalu menjadi 114 miliar riyal Saudi (USD30,4 miliar), dibandingkan dengan USD11,8 miliar tahun lalu, dengan lonjakan penjualan sebesar 80 persen menjadi USD96 miliar.
Pada saat yang sama Apple meraih laba bersih USD20 miliar, Google meraih USD19 miliar, Exxon meraih USD8 miliar, dan Amazon meraih USD3 miliar.
Presiden dan CEO Saudi Aramco Amin Nasser mengatakan kinerja kuartal ketiga hasil dari peningkatan aktivitas ekonomi di negara-negara pengkonsumsi minyak, rebound permintaan energi, serta posisi berbiaya rendah Aramco serta disiplin keuangan yang baik.
“Ke depan, kami mempertahankan strategi kami untuk berinvestasi untuk jangka panjang, dan kami akan membangun rekam jejak kami dalam kinerja berbiaya rendah dan intensitas rendah karbon untuk memajukan ambisi kami yang baru-baru ini diumumkan untuk mencapai Scope 1 dan Scope 2 yang bersih. emisi gas rumah kaca di seluruh aset kami yang dioperasikan sepenuhnya pada 2050,” jelas dia, dikutip dari Arab News, Selasa (2/11/2021).
Harga minyak mentah telah dibantu oleh pengurangan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, yang bertemu akhir pekan ini.
Ketika konsumsi meningkat, kelompok tersebut secara bertahap mulai menambahkan barel kembali ke pasar, dengan rencana untuk memompa 400 ribu barel lebih banyak per hari setiap bulan hingga Desember dan meningkatkan batas Arab Saudi dari 11 juta barel menjadi 11,5 juta tahun depan.
Targetkan Nol Emisi Karbon pada 2050
Saudi Aramco berkomitmen untuk menjadi perusahaan bersih karbon pada 2050. Ini tak lama setelah kerajaan itu mengatakan pihaknya bertujuan mencapai nol emisi karbon pada 2060.
Arab Saudi, pengekspor minyak mentah utama dunia, mengatakan akan bergabung dengan upaya global untuk mengurangi emisi metana hingga 30% pada 2030.
“Saudi Aramco akan mencapai ambisi untuk menjadi nol emisi karbon dari operasi kami pada 2050,” kata Presiden and CEO Aramco Amin Nasser dalam forum Saudi Green Initiative, Sabtu (23/10).
“Kami memahami bahwa jalannya akan rumit. Transisi akan memiliki tantangannya sendiri, tetapi kami yakin kami dapat memenuhinya dan mempercepat upaya kami menuju masa depan rendah emisi,” imbuhnya.
Sebelumnya, dalam pidato yang direkam, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengatakan kepada forum bahwa target kerajaan yaitu mencapai nol emisi karbon pada 2060.
Arab Saudi diperkirakan mengeluarkan sekitar 600 juta ton karbon dioksida per tahun atau lebih banyak dari Prancis dan lebih sedikit dari Jerman. Pada 2050 telah menjadi fokus netralitas karbon yang didefinisikan sebagai pencapaian keseimbangan antara emisi karbon dan penyerapan karbon dari atmosfer. (ATN)
Discussion about this post