ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut angkat bicara terkait penanganan wabah virus corona (Covid-19) secara global maupun di Indonesia.
SBY mengungkapkan, Indonesia tidak boleh lengah sedikitpun dalam menghadapi wabah mematikan ini. Karena itu, penanganannya harus sinergis, terintegrasi dengan melibatkan seluruh elemen bangsa.
“Indonesia tidak boleh lengah, harus serius, sigap, dan melakukan langkah-langkah yang nyata. Pemerintah, masyarakat, kita semua, harus bersinergi dan bekerja sama. Saya yakin ini pulalah harapan rakyat kita,” kata SBY dalam pidato pembukaan Kongres V Partai Demokrat, Minggu (14/3/2020).
Menurut SBY, sejauh ini penanganan wabah Corona secara global kurang berjalan maksimal karena koordinasi dan sinergi internasional terlihat lemah.
“Koordinasi dan sinergi antarnegara kurang. Hampir semua negara bertindak secara unilateral, sendiri-sendiri. Padahal, wabah Corona ini menyebar melalui interaksi antarmanusia sedunia. Ini kritik saya,” tukas SBY.
SBY memandang koordinasi, sinergi dan kerja sama antarnegara dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
Menurut dia, situasi global dan kawasan Asia Pasifik tidak selalu cerah, sementara Indonesia juga memiliki permasalahan dan tantangan internalnya.
SBY pun mengingatkan adanya dua krisis besar yang tengah membayangi dunia, yakni pertama, pandemi virus Corona yang mengancam keselamatan manusia (human security), kedua goncangan ekonomi yang bisa melumpuhkan perekonomian global.
SBY mengungkapkan, sebelum kedua ancaman tersebut dunia telah menghadapi tantangan besar, misalnya geopolitik yang memanas di berbagai belahan dunia, terjadinya perang dagang dan resesi ekonomi, serta lompatan teknologi yang membuahkan kejutan dan disruption pada kehidupan manusia.
“Kita berharap, dunia tidak gagap dan tidak terlambat menghadapi semua ini,” jelasnya.
Selain soal penanganan Corona, SBY juga mengamati dunia dalam merespons dan menangani gejolak ekonomi saat ini kurang padu dan kurang bekerja sama.
“Kita jadi ingat, ketika terjadi krisis global tahun 2008-2009 yang lalu. Meskipun awalnya dunia gagap dan panik, namun dengan cepat para pemimpin dunia segera bersatu dan melakukan aksi bersama,” ujarnya.
Sebagai pelaku sejarah, SBY mengaku terlibat aktif di dalamnya, baik pada tingkat PBB, G-20, APEC, G-8 maupun Asean.
“Pikiran saya, kalau secara global situasi dapat dikendalikan, Indonesia akan selamat. Tentu secara nasional kita juga menjalankan manajemen krisis secara intensif, dengan melibatkan semua pihak,” paparnya.
Dengan koordinasi dan kerja sama yang baik pun, kata SBY, ternyata diperlukan waktu setidaknya dua tahun untuk keluar dari puncak badai krisis ketika itu.
“Sebagai warga dunia saya berharap, dalam menghadapi krisis global, bekerja samalah wahai para pemimpin dunia. Selamatkan dunia bersama-sama,” tandas SBY. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post