ASIATODAY.ID, ATHENA – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Yunani menunjuk dan mengangkat seorang perempuan jadi presiden.
Katerina Sakellaropoulou, seorang hakim pengadilan tinggi, dipilih dalam pemungutan suara parlemen negara itu oleh mayoritas besar pada Rabu (22/01/2020).
Melansir The Independent, Jumat (24/01/2020), penunjukan Katerina Sakellaropoulou untuk sebagian besar peran seremonial disahkan oleh 261 suara berbanding 33 suara, meraup mayoritas besar 200 suara yang diperlukan buat menunjuk peran tersebut.
Sakellaropoulou mengatakan akan merangkul ‘konsensus seluas mungkin’ sambil melayani negara dalam perannya, yang telah didukung oleh semua partai utama.
“Yunani menghadapi kondisi dan tantangan sulit abad ke-21, termasuk krisis keuangan, perubahan iklim, pergerakan massa penduduk, dan krisis kemanusiaan yang diakibatkannya, erosi aturan hukum dan segala macam ketidaksetaraan dan pengeluaran,” ujar Sakellaropoulou.
Dia dipandang sebagai kandidat non-partisan untuk peran tersebut dan bukan anggota aktif partai politik mana pun.
Yunani memiliki catatan buruk tentang keterwakilan perempuan dalam politik dan berada di antara yang paling tidak seimbang gender di Uni Eropa.
Perdana menteri negara itu Kyriakos Mitsotakis telah dikritik karena memilih Kabinet yang hampir semuanya laki-laki setelah kemenangan pemilu tahun lalu. Semua kecuali satu dari 18 posisi senior di Kabinet dipegang oleh laki-laki.
Mitsotakis menggambarkan Sakellaropoulou, 63, sebagai “ahli hukum yang hebat, memiliki kepribadian peradilan yang hebat yang menyatukan semua orang Yunani sejak prosedur ini dimulai”.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyambut penunjukan itu dan mengatakan negara itu “bergerak maju ke era baru kesetaraan”. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post