ASIATODAY.ID, JENEWA – Penipisan lapisan ozon di Kutub Utara akibat pemanasan global dan perubahan iklim sempat mencapai rekor terbesar pada Maret lalu sejak 2011.
Namun ditengah pandemi coronavirus (Covid-19), lubang besar tersebut saat ini pulih kembali, sebagaimana laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada Jumat (1/5/2020).
Melansir CNA, fenomena musim semi di belahan bumi utara didorong oleh zat perusak ozon yang masih berada di atmosfer, ditambah musim dingin yang sangat dingin di stratosfer.
“Dua faktor ini digabungkan untuk memberikan tingkat penipisan yang sangat tinggi yang lebih buruk daripada yang kita lihat pada 2011. Sekarang kembali normal lagi, lubang ozon telah ditutup,” jelas juru bicara WMO Clare Nullis.
Nullis, ditanya apakah lebih sedikit polusi selama pandemi berperan, mengatakan: “Itu sama sekali tidak terkait dengan Covid-19,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post