ASIATODAY.ID, WELLINGTON – Selandia Baru baru saja mencabut aturan lockdown atau penutupan penuh mulai tengah malam.
Langkah itu dilakukan setelah negeri itu sepenuhnya bebas dari Covid-19 selama dua pekan berturut-turut. Satu-satunya batasan yang akan tersisa adalah kontrol perbatasan internasional.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan kasus baru mungkin masih muncul, membuat pelacakan interaksi warga terinfeksi covid-19 akan terus menjadi penting.
“Kami yakin kami telah menghapuskan penularan virus di Selandia Baru untuk saat ini. Tetapi penghapusan wabah ini adalah upaya berkelanjutan,” kata Ardern, melansir ABC Australia, Senin (8/6/2020).
“Kami hampir pasti akan melihat kasus di sini lagi, dan itu bukan tanda bahwa kami telah gagal, itu adalah kenyataan dari sifat virus ini. Tetapi jika dan ketika itu terjadi, kita harus memastikan kesiapan,” jelasnya.
Ardern mengatakan, fokus pemerintahnya pada penanggulangan virus akan berada di perbatasan negara itu, di mana tindakan isolasi dan karantina akan berlanjut.
Tekad dan fokus
Selandia Baru bertekad untuk melawan dan mengatasi covid-19. Tetapi Kementerian Kesehatan Selandia Baru berhati-hati untuk menyatakan kemenangan.
Menurut pihak kementerian, melawan virus itu bukan berarti menghabisi secara permanen, melainkan menghentikan ‘rantai penularan’ setelah orang terakhir yang terinfeksi meninggalkan isolasi.
Ini juga mengharuskan Selandia Baru untuk secara efektif mencegah atau melawan kasus impor di masa depan dari luar negeri.
“Tidak memiliki kasus aktif untuk pertama kalinya sejak 28 Februari tentu merupakan tanda yang signifikan dalam perjalanan kami. Tetapi, seperti yang telah kami katakan sebelumnya, kewaspadaan berkelanjutan terhadap covid-19 akan terus menjadi penting,” kata Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru Dr Ashley Bloomfield.
Para ahli mengatakan sejumlah faktor telah membantu negara berpenduduk 5 juta orang itu menghapus penyakit itu, di antaranya tindakan tegas Ardern untuk memaksakan penguncian ketat di awal wabah. Lebih dari 1.500 orang tertular virus di Selandia Baru dan 22 orang meninggal.
PM Ardern pun berterima kasih kepada warga Selandia Baru atas pengorbanan yang diperlukan untuk mencapai tonggak sejarah.
“Sementara kita berada di posisi yang lebih aman, lebih kuat, masih belum ada jalan yang mudah untuk kembali ke kehidupan sebelum covid. Tetapi tekad dan fokus yang kita miliki pada respons kesehatan kita sekarang akan menjadi hak dalam pembangunan kembali ekonomi kita,” katanya.
“Meskipun pekerjaan ini tidak selesai, tidak dapat disangkal ini adalah tonggak sejarah. Jadi, izinkan saya mengucapkan dengan sangat sederhana, ‘Terima kasih, Selandia Baru’,” pungkas Ardern. (ATN)
Discussion about this post