ASIATODAY.ID, PORT MORESBY – Insiden kecelakaan pesawat kecil berisi penuh narkotika jenis kokain terjadi sesaat setelah lepas landas di Papua Nugini. Pesawat tersebut awalnya hendak bertolak menuju Australia.
Kepolsiain mengatakan, pesawat jenis cessna itu jatuh karena “keserakahan” geng narkoba yang mengangkut terlalu banyak kokain.
Melansir BBC, Sabtu (1/8/2020), pesawat itu diyakini membawa lebih dari 500 kilogram kokain dengan nilai jual hingga USD57 juta atau setara Rp835 miliar.
Lima orang, yang semuanya diduga sebagai anggota sindikat kejahatan berbasis di Melbourne, telah ditangkap kepolisian setempat.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Kepolisian Australia mengatakan bahwa geng tersebut sudah diintai selama lebih kurang dua tahun. Pesawat kecil itu diketahui lepas landas dari Mareeba di Queensland Utara pada Minggu pekan kemarin.
Pesawat terbang dalam ketinggian rendah untuk menghindari radar, dan berhasil mendarat di sebuah lapangan udara terpencil di Papa Lea Lea, area di utara Port Moresby. Di sana, geng narkoba mengisi pesawat dengan ratusan kilo gram kokain.
“Keserakahan memainkan peran signifikan dalam kasus ini. Berat kokain mungkin berimbas pada kemampuan pesawat untuk terbang,” ujar Kepolisian Federal Australia (AFP).
Puing pesawat ditinggalkan para pelaku begitu saja. Sementara paket kokain yang dimasukkan dalam 28 tas berhasil disita kepolisian Papua Nugini dan juga Australia.
Pilot pesawat, seorang warga Australia, menyerahkan diri ke gedung Konsulat Australia di Papua Nugini pada Selasa kemarin. Ia ditangkap dan dituntut dengan pasal pelanggaran keimigrasian.
Polisi menyebut kelima pria itu memiliki kaitan dengan sindikat kejahatan terorganisasi asal Italia. Jika kelimanya terbukti bersalah, maka mereka dapat terancam vonis penjara seumur hidup. (ATN)
Discussion about this post