ASIATODAY.ID, SHANGHAI – Usai sukses mengoperasikan turbin angin lepas pantai 8 MW dengan teknologi black start yang pertama di China, Shanghai Electric mengungkap strategi dan prospek pasar pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) di China bersama BloombergNEF.
Shanghai Electric juga berbagi tentang upayanya untuk menghadirkan sistem energi angin yang lebih andal, tahan lama, dan stabil. Dengan demikian, perekonomian yang lebih sehat, berkelanjutan, serta rendah karbon bisa terwujud di masa depan.
Segmen pasar PLTA lepas pantai dan darat di China tengah mengeksplorasi “unit-unit turbin berkapasitas besar dan transformasi digital”.
“Untuk itu, Shanghai Electric membuat sarana uji coba dan verifikasi turbin angin lepas pantai di atas 10 MW, serta sistem terpadu untuk energi terbarukan,” ujar Pengju Kang, Chief Digital Officer & Engineering General Manager, Shanghai Electric Wind Power Group (SEWPG), dalam sebuah wawancara dengan BloombergNEF, sebagaimana keterangan tertulis, Rabu (29/7/2020).
Berbicara tentang peran dari proyek penting tersebut, Kang mengungkapkan bahwa Shanghai Electric memanfaatkan momentum pada segmen pasar turbin lepas pantai di China.
Kapasitas PLTA yang segera tersambung ke jaringan listrik kelak mencapai 26 GW pada akhir 2025. Dengan demikian, tren ini akan mempercepat litbang dan menghadirkan berbagai solusi energi terbarukan yang terkemuka di dunia.
“Saat ini, kami tengah membuat sarana uji coba dan verifikasi untuk turbin angin lepas pantai di atas 10 MW, serta menjajaki teknologi 5G dan internet of things untuk mengembangkan sistem terpadu yang menggabungkan energi angin, energi surya, serta penyimpanan energi (energy storage) sebagai sumber daya terbarukan,” jelas Pengju Kang.
“Kebutuhan atas unit-unit terapung di segmen laut dalam dan laut luas segera meningkat di China. Segmen ini mencakup lebih dari 80 persen sumber daya PLTA lepas pantai. Kami tengah menjajaki cara untuk membuat terobosan teknis, seperti menurunkan batas kedalaman air dalam penggunaan turbin terapung serta sektor maritim yang berada di laut luas dan mengalami angin topan yang kencang,” jelasnya.
SEWPG juga memperluas jangkauan globalnya melalui unit-unit khusus yang berbasiskan platform produk 2,5 MW dan 4 MW untuk segmen PLTA lepas pantai di luar negeri.
Selain itu, SEWPG tengah mengembangkan model-model produk yang cocok dipakai di jaringan listrik 60Hz di luar negeri. Langkah ini diambil SEWPG demi memenuhi tingkat kebutuhan regional di sejumlah negara seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Kanada.
Ketika rantai pasokan global semakin terintegrasi dengan ekosistem PLTA di China, Shanghai Electric, vendor yang menyediakan sistem PLTA untuk seluruh siklus pemakaian produk, telah menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah perusahaan internasional di hampir setiap segmen dalam rantai nilai industri, termasuk generator, gearbox, bearing, perangkat dan platform digital untuk Litbang dan desain.
Lebih lagi, Shanghai Electric berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan terpesat dalam beberapa tahun terakhir, yakni meningkat 51 persen secara tahunan dari 2018-2019.
Sementara, pendapatan Shanghai Electric dari segmen tenaga panas bumi hanya meningkat 8,4 persen dalam periode yang sama. Pada akhir Juni, Shanghai Electric mengumumkan rencana pencatatan saham perdana (IPO) unit bisnis PLTA-nya, Shanghai Electric Wind Power Group. (AT Network)
Discussion about this post