ASIATODAY.ID, TAIPEI – Taiwan siap menggandakan lebih dari dua kali lipat kapasitas produksi rudal tahunannya menjadi mendekati 500 unit tahun ini.
Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan Taiwan meningkatkan kekuatan tempurnya di tengah ancaman militer China yang berkembang.
Tahun lalu, Taiwan menyetujui pengeluaran militer tambahan sebesar US$ 8,6 miliar atau setara Rp 123,6 triliun selama lima tahun ke depan karena ketegangan dengan China, yang mengklaim pulau itu sebagai wilayahnya sendiri.
Ketegangan telah mencapai titik tertinggi baru dan pesawat militer China telah berulang kali terbang di udara Taiwan, zona identifikasi pertahanan.
Dalam satu laporan yang dicetak pada Rabu (2/3) dan dikirim ke parlemen untuk ditinjau oleh anggota parlemen, salinannya ditinjau oleh Reuters, kementerian pertahanan menyatakan pengeluaran tambahan termasuk rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi rudal tahunan menjadi 497 unit dari saat ini 207 unit per tahun.
Di antaranya adalah rudal udara-ke-darat Wan Chien buatan Taiwan serta versi yang ditingkatkan dari rudal Hsiung Feng IIE, rudal serangan darat Hsiung Sheng jarak jauh yang menurut para ahli militer mampu mengenai sasaran lebih jauh ke pedalaman China.
Kementerian juga berencana untuk mulai memproduksi “drone serbu” yang tidak dipastikan dengan target produksi tahunan 48 unit pesawat semacam itu.
“Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan milik militer bertujuan untuk membangun 34 fasilitas baru untuk memproduksi rudal pada akhir Juni, satu langkah yang akan membantu memenuhi puncak produksi mulai tahun 2023,” kata laporan itu.
Sekitar 64 persen dari pengeluaran militer tambahan, yang melebihi pengeluaran militer yang direncanakan sebesar T$471,7 miliar untuk tahun 2022, akan dihabiskan untuk senjata anti-kapal seperti sistem rudal darat, termasuk rencana produksi massal senilai T$148,9 miliar. rudal buatan sendiri dan kapal “berperforma tinggi”.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah menjadikan modernisasi militer sebagai prioritas utama, mendorong berbagai proyek pertahanan termasuk menempatkan kapal perang siluman kelas baru dan mengembangkan kapal selamnya sendiri.
Tsai telah memperjuangkan gagasan “perang asimetris” dengan mengembangkan senjata berteknologi tinggi, sangat mobile yang sulit dihancurkan oleh musuh dan dapat memberikan serangan presisi.
Kepada delegasi Amerika Serikat (AS) yang berkunjung minggu ini, Tsai mengatakan bahwa ancaman militer China meningkat. Dia berjanji untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasi pulau itu. (Reuters)
Discussion about this post