ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perusahaan pertambangan milik Sinar Mas Group, Stanmore SMC Holdings Pty Ltd (SMC), anak usaha dari Golden Energy and Resources Limited (GEAR) mengakuisi saham perusahaan pertambangan Australia, BHP Minerals Pty Ltd (BHP) yang melepas 80 persen kepemilikan sahamnya di BHP Mitsui Coal Pty Ltd (BMC).
Nilai transaksi jual beli saham ini mencapai USD1,35 miliar atau setara dengan Rp 19,17 triliun yang telah diteken pada 8 November 2021. Aksi korporasi tersebut dilakukan melalui akuisisi seluruh saham Dampier Coal (Qld) Pty Ltd oleh SMC.
Rencana transaksi telah diumumkan oleh GEAR pada situs bursa efek Singapura dan oleh Stanmore pada situs bursa efek Australia, mengingat bahwa GEAR adalah perusahaan publik di Singapura dan Stanmore adalah perusahaan publik di Australia. GEAR secara rinci merupakan perusahaan asal Singapura yang 86,87 persen sahamnya dikuasai Grup Sinar Mas lewat PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA). Saham DSSA naik 2,96 persen ke Rp 33.000 siang ini.
Sekretaris Perusahaan Dian Swastatika Sentosa Susan Chandra menyebutkan, pembayaran atas rencana transaksi senilai USD1,35 miliar tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan kombinasi pendanaan internal dan eksternal. Adapun ketentuan pembayarannya yakni USD1,1 miliar jatuh tempo saat penyelesaian rencana transaksi, USD100 juta jatuh tempo enam bulan setelah penyelesaian rencana transaksi, dan hingga maksimum USD150 juta berdasarkan mekanisme bagi hasil atas pendapatan jika harga jual rata-rata berada di atas ambang tertentu selama periode dua tahun, jatuh tempo dalam waktu tiga bulan setelah akhir periode pengujian yang diperkirakan tahun 2024.
Di mana, harga pembelian akan tunduk pada penyesuaian lazimnya saat penyelesaian rencana transaksi.
“Penyelesaian rencana transaksi diperkirakan akan terlaksana pada pertengahan tahun 2022, yang mana penyelesaiannya masih tunduk pada pemenuhan syarat-syarat pendahuluan,” jelas dia melalui keterangan resmi, Senin (8/11/2021).
Untuk diketahui, BMC saat ini memiliki tambang aset batu bara metalurgi yang terletak di Queensland, Australia, yang terdiri dari South Walker Creek dan tambang Poitrel, dengan total produksi batu bara metalurgi sekitar 10 metrik ton (Mt) per tahun dan total cadangan sebanyak 171 Mt, serta proyek batu bara Wards Well yang belum dikembangkan.
“Perseroan berharap bahwa dengan terealisasinya rencana transaksi ini, perseroan melalui entitas anak akan memperkuat posisinya sebagai salah satu pelaku bisnis dalam usaha batu bara metalurgi di wilayah Asia dan Oseania yang selanjutnya dapat memberikan dampak positif bagi para pemegang saham,” ungkap Susan.
Sementara itu, Presiden BHP Minerals Australia Edgar Basto mengatakan, penjualan aset ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk melakukan transisi dari emisi karbon besar.
“Transaksi ini sesuai dengan strategi BHP, memberikan nilai bagi perusahaan dan pemegang saham kami, serta memberikan kepastian bagi tenaga kerja BMC dan masyarakat setempat,” ujarnya.
Aset BMC yang dilepas adalah tambang batu bara metalurgi Poitrel dan South Walker Creek, ditambah infrastruktur Red Mountain, dan pengembangan sumur Wards Well. Semuanya di Queensland, Australia. Poitrel dan South Walker Creek memiliki produksi batu bara metalurgi total sekitar 10 juta ton per tahun dan cadangan lebih dari 135 juta ton.
CEO Stanmore Marcelo Matos mengatakan, transaksi ini akan membuat perusahaan menjadi salah satu produsen batu bara metalurgi terkemuka secara global dan memberikan Stanmore portofolio aset Tier 1.
“Akuisisi ini memberikan cadangan dan basis sumber daya dan aset yang meningkat secara signifikan dengan masa pakai tambang yang diharapkan melebihi 25 tahun produksi, memposisikan perusahaan untuk menghasilkan arus kas yang substansial dan peluang pertumbuhan di masa depan,” katanya.
Dengan adanya akuisisi ini akan memberikan peningkatan produksi batu bara metalurgi Stanmore dengan kelipatan 5,6, sementara cadangan batu baranya akan meningkat dengan kelipatan 4,2. Saat ini, Stanmore masih akan menunggu dari Australian Foreign Investment Review Board dan otoritas lainnya untuk proses akuisisi tersebut. Selain itu, juga menunggu persetujuan akuisisi dari Dian Swastatika Sentosa sebagai pengendali GEAR.
Akuisisi ini akan dibiayai dengan fasilitas pinjaman Stanmore untuk akuisisi senilai USD625 juta, penawaran saham baru Stanmore kepada pemegang saham existing (pro-rata entitlement offer), dan sumber kas internal. Rencananya, senilai USD600 juta akan dibiayai melalui pro-rata entitlement offer meski saat ini keputusan tersebut belum resmi.
Namun perusahaan sudah mendapatkan komitmen dari GEAR, melalui Golden Investments, untuk menyerap senilai USD300 juta. Sedangkan USD300 juta lainnya telah mendapatkan jaminan dari PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA).
Terlepas dari komitmen ini, Stanmore masih bermaksud untuk memulai diskusi dengan penjamin emisi profesional dan investor pihak ketiga untuk menanggung setiap penawaran kepemilikan.
Per September 2021, penjualan batu bara Stanmore mencapai 723.000 ton, mencerminkan kinerja tambang dan pabrik persiapan batu bara yang kuat yang menghasilkan 653.000 ton batu bara yang dapat dijual dengan 96 persen kokas dan 4 persen batu bara termal.
Diharapkan hingga akhir tahun ini produksi perusahaan bisa mencapai 2,2 juta ton hingga 2,4 juta ton. Peluang peningkatan produksi ini sejalan dengan kondisi pasar batu bara yang membaik, permintaan yang kuat, dan harga batu bara yang lebih baik untuk batu bara kokas.
Sebelumnya, momentum kenaikan harga batu bara yang diramal akan bertahan lama memicu GEAR pada medio Juli 2021 kembali melakukan akuisisi tambang komoditas atas Millenium and Mavis Down, lahan eksplorasi yang terletak di Moranbah, Queensland, Australia dengan nilai puluhan juta dolar Australia. Secara teknis, akuisisi dilakukan Golden Energy and Resources Ltd lewat anak usahanya, Stanmore Resources Ltd, dengan kesepakatan patungan bersama M Resources.
Lahan Millenium and Mavis Downs Mine menyimpan potensi produksi batu bara kokas berat tingkat HCC64 dan batu bara berkalori tinggi. Dua jenis batu bara itu akan melengkapi portofolio yang sebelumnya tidak dimiliki Stanmore. Penambahan tambang baru juga menggenapi manuver alih strategi Grup Sinarmas di segmen batu bara. (ATN)
Discussion about this post