ASIATODAY.ID, SINGAPURA – Singapura mengumumkan akan membekukan sementara perjanjian Travel Bubble dengan Malaysia, Korea Selatan, dan Jerman menyusul lonjakan jumlah kasus Covid-19 beserta kemunculan sejumlah variannya.
Mulai Senin mendatang, Singapura juga akan menangguhkan Green Lane, perjanjian yang memungkinkan individu di negara-negara mitra untuk keluar masuk negeri itu terkait urusan bisnis.
Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan bahwa pihaknya akan mengkaji perjanjian travel bubble ini.
“Pemerintah Singapura secara rutin mengkaji langkah-langkah penjagaan perbatasan demi menangani risiko penularan Covid-19 dari penumpang,” ujar Kemenlu Singapura, dilansir dari Aljazeera, Sabtu (30/1/2021).
Otoritas Singapura pertama kali menerapkan sistem Green Lane dengan Malaysia pada Agustus lalu, yang diikuti Korsel satu bulan setelahnya, dan Jerman pada Oktober.
Pembekuan tidak berlaku bagi orang-orang yang izin perjalanannya ke Singapura telah mendapat persetujuan.
Keputusan terbaru Singapura akan berdampak signifikan terhadap Malaysia, yang pada Jumat kemarin mencatat tambahan 5.725 kasus Covid-19. Angka harian tersebut merupakan yang tertinggi di Malaysia sejak awal pandemi.
Tambahan kasus Covid-19 itu menjadikan total infeksi di Malaysia melampaui 200 ribu. Otoritas Kesehatan Malaysia juga mencatat tambahan 16 kematian, sehingga angka totalnya mencapai 733.
Diestimasi ada sekitar 1 juta warga Malaysia yang tinggal di Singapura. Banyak juga warga Malaysia yang setiap hari keluar masuk ke Singapura dengan menggunakan transportasi umum.
Sebelum pandemi Covid-19, diestimasi ada sekitar 90 ribu warga Singapura di Malaysia. (ATN)
Discussion about this post