ASIATODAY.ID, JAKARTA – Singapore Tourism Board (STB) mulai proaktif menggarap pasar wisata muslim dari Indonesia tahun ini. Peluang itu digarap karena kecenderungan masyarakat muslim dari Indonesia untuk berwisata menunjukkan tren kenaikan selama 3 tahun terakhir.
STB mencatat, jumlah kunjungan masyarakat Indonesia ke Singapore sangat tinggi. Wisatawan terbanyak berasal dari Balikpapan, bahkan hingga akhir tahun lalu mencapai 9.183 dan tumbuh sebesar 2,8% dibandingkan tahun 2017 sebanyak 8.937.
Menurut Area Director Indonesia STB, Muhamed Firhan Abdul Salam, pihaknya menangkap masih ada ruang pertumbuhan yang lebih besar jika ceruk pasar ini digarap dengan serius. Apalagi secara geografis, Singapura berdekatan dengan negara Malaysia dan Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama muslim.
Dari sisi demografis, populasi penduduk muslim di Negri Singa bukanlah mayoritas, hanya sebesar 15%. Namun, Singapura berhasil menyandang peringkat pertama negara yang masuk dalam Global Muslim Travel Index 2019 sebagai destinasi wisata halal di kalangan negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan non-OKI.
“Tahun ini kami akan menargetkan pertumbuhan sektor ini hingga 3%. Kami melihat datanya cukup mendukung, apalagi sebagai negara non-muslim, kami justru dipandang secara global ramah muslim. Kami ingin menunjukkan tidak sulit untuk mencari tempat beribadah di Singapore, makanan halal dan lainnya,” terangnya Rabu (21/8/2019).
Firhan optimistis, pertumbuhan wisatawan ke Singapura akan lebih besar tahun mendatang, utamanya melalui Balikpapan apalagi dengan beroperasionya maskapai Scoot menggantikan Silk Air untuk penerbangan langsung ke Singapura per Mei 2020. Dari sisi kapasitas, Scoot mampu menampung lebih banyak penumpang serta penambahan frekuensi.
Saat ini, ekonomi global masih menghadapi tantangan yang berdampak pada performa pariwisata yang belum efektif selama 6 bulan berjalan tahun ini. Namun, pihaknya masih bisa mengandalkan musim peak akhir tahun pada periode November-Desember.
“Polanya, memang peaknya pada Juni-Juli musim liburan juga November-Desember akan lebih baik,” paparnya.
Selain wisata halal, Saat ini Singapore juga menjual beberapa potensi wisatanya melalui MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) serta kapal pesiar (Cruise) Market, Mise dan Cuirse (kapal pesiar).
STB memberikan insentif MICE yang menyasar perusahaan minyak dan gas bumi dari Kaltiml ebih dari 50 orang yang didukung dengan itineri SGD 50 per orang. Sementara untuk sektor kapal pesiar, negri merlion telah memiliki homeport pelayaran yang dimulai dari Singapura. Wisata kapal pesiar, menjadi salah satu yang populer. Setidaknya 80.000 wisatawan Indonesia datang untuk menikmatinya.
Sementara itu, Assistant Manager Singapore Tourism Board Bella Carlina mengatakan daerah Kampong Glam, menjadi salah satu wilayah yang dikembangkan untuk menarik wisatawan muslim, karena ada masjid sultan serta toko muslim shop dan makanan halal.
“Fokus-nya sekarang juga kurang lebih ke semua tempat. Seperti little india, chinatown, disana bisa dapat makanan halal juga,”ungkapnya
Dari sektor health tourism, masyarakat Indonesia juga masih banyak yang memanfaatkan Singapore. Secara umum Data STB mencatat Indonesia menjadi pasar wisata terbesar kedua setelah Tiongkok disusul India dan Malaysia di posisi ketiga dan keempat. Selama 2017, jumlah pengunjung asal Indonesia mencapai 2,95 juta. Pada 2018 tumbuh 2% menjadi sebanyak 3 juta. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post