ASIATODAY.ID, JAKARTA – Singapura terpaksa menunda sementara rencana membuka zona batas lintas negara terkait penerapan perjalanan tanpa karantina atau travel bubble.
Program percontohan Connect @ Singapore untuk pebisnis yang akan diluncurkan pada bulan Januari 2021 ditunda akibat dewan pariwisata setempat belum memilih operator untuk fasilitas tempat para pengunjung wisatawan akan menginap.
Dilansir dari Bloomberg, penundaan rencana travel bubble di mana pengunjung dapat masuk tanpa karantina selama 14 hari asalkan mereka tinggal di fasilitas dekat Bandara Changi, menyusul penundaan pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia yang akan diselenggarakan oleh Singapura.
“Tanggal untuk rencana perjalanan bisnis akan secara luas sejalan dengan perkiraan mulainya operasional fasilitas Connect @ Singapore yang pertama,” kata Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, Senin (8/2/2021).
Dilaporkan bahwa Singapura mencoba membuka kembali perbatasan dengan membangun jalur hijau dan pengaturan perjalanan khusus dengan negara-negara yang dianggap sudah bisa menangani covid-19, seperti Selandia Baru dan Australia.
Singapura sendiri mencatat hampir 60 ribu kasus Covid-19 secara total dengan 29 kasus kematian.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan untuk membahas potensi penerapan travel bubble.
Travel bubble merupakan kesepakatan dengan negara lain untuk membuka akses masuk bagi turis sehingga, timbul gelembung atau koridor perjalanan.
“Untuk jangka pendek dengan segala ketidakpastian ini, kita sekarang lebih fokus pada pariwisata nusantara. Akan tetapi, saya rasa tidak menutup kemungkinan untuk merenggangkannya. Seperti dengan Singapura,” ujar Sandiaga dalam keterangannya Rabu (20/1). (ATN)
Discussion about this post