ASIATODAY.ID, MALANG – Sebuah inovasi pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) diluncurkan oleh Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Berkolaborasi sejumlah stakeholder, UMM meluncurkan stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di lingkungan Eco Wisata Boon Pring Andeman, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
“Inovasi ini didasarkan pada sumber daya mata air Andeman dan keinginan masyarakat serta Pemerintah Desa Sanakerto yang potensial untuk dikembangkan,” kata Ketua Tim Teknis PLTMH UMM, Suwignyo dalam keterangannya, Selasa (3/3/2020).
Pengembangan pembangkit EBT ini disokong oleh pendanaan yang bersumber dari CSR Bina Lingkungan BNI senilai Rp348 juta dengan interval waktu pengerjaan selama 10 bulan.
Menurut Suwignyo, PLTMH di lingkungan Eco Wisata Andeman Boon Pring ini dikelola berbasis masyarakat. Fungsi PLTMH ini untuk mendukung konservasi sumber air Andeman dan pengembangan ekowisata terpadu.
Suwignyo berharap pengembangan sumber daya mata air ini dapat membentuk pusat perkembangan ekonomi pedesaan berbasis masyarakat. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, pengembangan lapangan kerja, dan masyarakat produktif pendukung pariwisata.
“Selain itu juga untuk pengembangan lingkungan sosial berkelanjutan,” imbuh Suwignyo.
Suwignyo menjelaskan salah satu potensi mata air Andeman adalah energi listrik yang dihasilkan PLTMH. Yakni pada siang hari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif pedesaan dan untuk pengembangan irigasi pompa kawasan agrowisata.
Potensi ini juga dapat dijadikan sebagai taman edukasi wisata sains-teknologi energi terbarukan. Sedangkan saat malam harinya bisa dimanfaatkan untuk penerangan kawasan wisata dan lingkungan sekitar.
Secara teknis PLTMH Desa Sanankerto mengandalkan debit air 0,50 meter kubik per detik dengan mengambil dari sumber aliran air Andeman. Turbin yang digunakan berbeda dengan yang dipakai pada PLTMH di UMM sebelumnya.
“Turbin Boonpring menggunakan propeller poros vertikal. Jika berhasil akan kita kembangkan untuk diproduksi dan akan dijual,” jelas Suwignyo.
Kepala Desa Sanankerto, Subur, mengtakan keberadaan PLTMH di wilayahnya bakal menambah nilai lingkungan sebagai tempat tujuan wisata baru.
“Selain akan menambah produktivitas pengerajin bambu, kedepannya Sanankerto akan dijadikan pusat pembelajaran Agrowisata,” tandas Subur. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post