ASIATODAY.ID, MADRID – Pemerintah Spanyol mengambil langkah cepat dan secara resmi mendeklarasikan status darurat dan penutupan total (lockdown) berskala nasional dalam upaya memerangi pandemi virus corona (Covid-19) di negeri itu.
Seluruh warga Spanyol diminta tetap berada di rumah, kecuali jika harus membeli makan, obat-obatan, atau memeriksakan diri ke rumah sakit.
Deklarasi disampaikan Perdana Menteri Pedro Sanchez usai dirinya memimpin rapat kabinet terkait covid-19 selama tujuh jam pada Sabtu (14/3/2020) malam waktu setempat.
“Keputusan luar biasa harus diambil karena Spanyol sedang menghadapi krisis kesehatan, sosial, dan ekonomi,” tegas PM Sanchez, melansir The Guardian Minggu (14/3/2020).
Spanyol tercatat sebagai salah satu negara terdampak corona terparah di Eropa setelah Italia. Sejauh ini, Spanyol telah mengonfirmasi 6.391 kasus dengan 195 kematian. Italia telah dulu melakukan lockdown sebelum Spanyol.
Pemerintah pusat akan mengarahkan respons penanganan covid-19. Semua pemerintah daerah serta kepolisian nasional dan wilayah, akan bergerak di bawah komando Kementerian Dalam Negeri Spanyol.
PM Sanchez mengatakan, militer Spanyol berada dalam status siaga dan siap membantu melakukan beragam tugas darurat terkait covid-19.
Seperti di Italia, seluruh toko dan entitas bisnis di Spanyol yang bukan menawarkan produk kebutuhan sehari-hari akan tutup selama darurat nasional. Beberapa yang akan tetap buka meliputi supermarket, toko makanan, farmasi, dan stasiun pengisian bahan bakar.
“Selama darurat nasional, warga hanya boleh keluar jika alasannya sebagai berikut: membeli makan atau obat-obatan; mendatangi pusat kesehatan; pergi bekerja; merawat anak-anak, orang lanjut usia, atau penyandang disabilitas; dan mengurus asuransi di kantor-kantor terkait,” sebut PM Sanchez.
Ia mengakui bahwa darurat nasional dan lockdown ini akan “berdampak besar terhadap perekonomian” negara. Namun ia menegaskan langkah ini diperlukan untuk memitigasi efek pandemi covid-19.
Sementara Australia memutuskan untuk mengisolasi semua orang, termasuk warga lokal, yang masuk ke Negeri Kanguru selama dua pekan. Kebijakan yang mulai diterapkan hari ini merupakan upaya menekan penyebaran virus corona (covid-19).
“Kita harus terbiasa dengan beberapa perubahan yang terjadi saat ini,” ucap Perdana Menteri Australia Scott Morrison dilansir CNA.
Ia menambahkan bahwa isolasi resmi dimulai sejak Minggu 15 Maret 2020 dini hari waktu setempat.
Kebijakan ini berlaku bagi pendatang internasional yang tiba via jalur udara maupun laut. PM Morrison mengatakan, semua kapal pesiar akan dilarang berlabuh di Australia.
Ia menyadari bahwa kebijakan ini akan membuat jumlah pengunjung ke Australia berkurang dengan “sangat, sangat, sangat cepat.”
“Jika teman Anda baru saja pulang dari Bali dan masuk kantor serta duduk di samping Anda, maka ia akan dianggap telah melakukan pelanggaran,” tegas PM Morrison.
Sejauh ini Australia telah mendeteksi 269 kasus covid-19, yang sebagian besarnya berasal dari kedatangan asal Amerika Serikat. PM Morrison menyebut AS sebagai “sumber utama” mewabahnya covid-19 di Australia.
Pemerintah Australia telah mengimbau agar pertemuan massa yang melibatkan lebih dari 500 orang ditunda atau dibatalkan. Imbauan untuk menekan penyebaran corona tersebut akan mulai diberlakukan di seantero Australia mulai Senin besok.
Di tengah semua kebijakan ini, PM Morrison menegaskan bahwa aktivitas belajar mengajar di sekolah akan tetap berjalan seperti biasa. Ia berargumen bahwa meliburkan sekolah justru akan meningkatkan risiko penularan covid-19 dari anak-anak ke masyarakat umum.
Data terbaru situs pemantau Johns Hopkins pada Minggu ini mencatat total kasus corona di kancah global telah melampaui 156 ribu dengan kematian menyentuh angka 5.833. Untuk pasien sembuh, Johns Hopkins CSSE mencatat jumlahnya telah melampaui 73 ribu. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post