ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Republik Indonesia secara intents terus meneliti kondisi salju abadi di puncak pegunungan Jayawijaya, Papua.
Pasalnya, kondisi salju abadi di pegunungan tersebut terus menyusut akibat pemanasan global.
“Dari penlitian kita, diprediksi tahun 2025, salju abadi itu sudah hilang, sudah tidak akan ada lagi di puncak Jayawijaya,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2022).
Menurut Dwikorita, saat ini salju abadi di puncak Jayawijaya tersisa sedikit, tersisa sekitar satu persen.
“Area salju di puncak Jayawijaya tinggal satu persen, dari 200 kilometer persegi, sekarang tinggal 2 kilometer persegi,” jelasnya.
Dikatakan, hilangnya salju abadi di puncak Jayawijaya akibat pemanasan global. Peningkatan suhu bumi yang terjadi tidak sesuai dengan prediksi sebelumnya.
Negara-negara di dunia menyepakati peningkatan suhu hanya satu derajat hingga 2030, namun peningkatan suhu sejumlah kota di Indonesia justru melebihi kesepakatan tersebut, salah satunya di Jakarta.
“Suhu panas saat ini mendahuli tahun 2030, jadi sudah hampir mencapai 1,5 derajat celsius,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post