ASIATODAY.ID, BANDUNG – Konsep Smart City yang diterapkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil diapresiasi oleh Pemerintah Swedia.
Konsep Smart City itu dipaparkan Ridwan Kamil saat menjadi menjadi pembicara dalam Smart Cities for All: The Foundation for Sustainable Business yang digelar Keduataan Besar (Kedubes) Swedia untuk Indonesia di Jakarta, Rabu (2/10/19) malam lalu.
Di forum itu, Ridwan Kamil mengulas pengalamannya mentransformasi Jabar menjadi digital province dengan menerapkan Government 3.0 atau birokrasi dinamis.
“Selama ini di Indonesia masih menerapkan birokrasi 2.0 yang mengutamakan reward and punishment. Saya kira itu tidak relevan lagi di era digital sekarang,” jelas Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Selain Birokrasi Dinamis, Pemerintah Daerah Jawa Barat juga mempraktikkan konsep Penthahelix dalam menjalankan roda pemerintahannya.
“Maksud dari Penthahelix adalah menggandeng lima unsur, yaitu ABCGM (Akademisi, Bisnis, Community, Government, dan Media), dalam pembangunan,” jelasnya.
Menurut Ridwan, penerapan Birokrasi Dinamis tidak hanya membuat sumber anggaran pembangunan semakin banyak. Selain bergantung pada tiga anggaran negara yang meliputi APBD kabupaten/kota, APBD provinsi, dan APBN, Pemdaprov Jawa Barat memanfaatkan lima sumber anggaran lain.
Lima sumber anggaran tersebut meliputi KPBU (Kerja sama Pemerintah Badan Usaha) atau Public Private Partnership (PPP), obligasi daerah, dana perbankan, dana umat, dan dana CSR. Pemdaprov Jawa Barat menyebutnya dengan Delapan Pintu Anggaran.
“Konsep kerjanya adalah kolaborasi penta helix ABCGM (akademisi, bisnis, community, government, media). Jadi siapapun bisa membangun Jabar,” papar Emil.
“Kami mentransformasi pelayanan dasar dengan digital public service,” tambahnya.
Emil pun memaparkan sejumlah inovasi Pemdaprov Jabar, seperti Jabar Quick Response, Jabar Saber Hoaks, Desa Digital, dan Fish Finder. Inovasi tersebut digagas guna meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat.
“Proyek saya universal, silahkan dipakai oleh daerah manapun, kuncinya adalah inovasi,” tandas Emil.
Duta Besar (Dubes) Swedia untuk Indonesia Marina Berg mengatakan, sejumlah program Pemerintah Daerah Jabar dalam konsep smart city sangat menginspirasi dan layak diketahui oleh publik yang lebih luas. Dia juga mengaku tertarik untuk mengembangkan inovasi tersebut.
“Konsep smart city dari Pak Ridwan Kamil itu sangat menginspirasi kami, karena itu kami undang untuk berbicara di sini,” kata Marina.
Dalam forum tersebut, turut hadir akademisi, mahasiswa, peneliti, dan komunitas dari dalam maupun luar negeri. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post