ASIATODAY.ID, TAIPEI – Menteri Luar Negeri (Menlu) Taiwan, Joseph Wu, mengingatkan kepada negara-negara demokrasi untuk mewaspadai proyek Belt and Road Initiative (BRI) atau One Belt One Road (OBOR) China.
Pasalnya, proyek tersebut membawa misi untuk membuat negara-negara mitra China masuk dalam jebakan utang.
Pernyataan Wu itu sebagai respon atas agresivitas militer China yang berambisi untuk mengambil alih Taiwan.
Menurut Joseph Wu, ambisi China tidak hanya terbatas pada Taiwan. Namun melalui proyek One Belt One Road (OBOR), China berniat memperluas pengaruhnya ke Sri Lanka, Myanmar, Kamboja, Bangladesh, Pakistan, Djibouti dan negara-negara lainnya, bahkan dengan penggunaan jebakan hutang untuk mendapatkan wilayah di luar negeri, demi memperluas kekuatan politik, militer dan ekonomi.
“India dan Taiwan adalah negara demokrasi yang sama-sama menghadapi ancaman militer China dan sudah seharusnya bersatu untuk menghadapi ekspansi dan agresi otoritarianisme,” kata Wu dikutip dari MOFA, Jumat (26/8/2022).
Wu sendiri mengungkapkan hal itu saat menerima wawancara 8 media India, yaitu Zee Media Corporation, ABP Network, TV9, BBC, CNN India, News Nation, The Week, dan The Time Groups.
Dalam wawancara tersebut Menlu Joseph Wu memaparkan perusakan status quo di Selat Taiwan oleh latihan militer China, dan tantangan yang ditimbulkan terhadap perdamaian, dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
Menlu Joseph Wu menyerukan India dan negara-negara demokrasi untuk meningkatkan kerja sama dengan Taiwan, bersama-sama melawan ekspansi otoritarianisme.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Luar Negeri India yang pada beberapa waktu lalu telah menyatakan keprihatinan atas latihan militer yang dilakukan China dan dampaknya terhadap perusakan status quo di Selat Taiwan,” ujar Wu.
Menlu Joseph Wu menjelaskan dalam latihan militer kali ini, China telah menentukan area latihan, target peluncuran rudal, mengirim drone, pesawat dan kapal militer untuk mengusik Taiwan dan pulau-pulau lepas pantai, serta serangan siber dan disinformasi, yang secara jelas memperlihatkan bahwa China sudah merencanakan latihan tersebut sejak lama dan hanya menggunakan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan sebagai dalih.
Menlu Joseph Wu menjelaskan tekad masyarakat Taiwan untuk melindungi kedaulatan, kebebasan dan cara hidup demokratis tidak tergoyahkan.
“Taiwan akan terus meningkatkan kemampuan pertahanan nasional, mempererat kerja sama dan pertukaran di bidang keamanan dengan Amerika Serikat dan negara-negara sehaluan, demi mendorong perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di Selat Taiwan dan Indo-Pasifik,” imbuhnya.
India adalah negara demokrasi terbesar di dunia. Taiwan-India memiliki hubungan kerja sama di bidang ekonomi perdagangan, investasi, teknologi, semikonduktor, serta kebudayaan, dan agama. Ada sekitar 2.500 mahasiswa asal India yang sedang menimba ilmu di Taiwan, dan sebagian besar di antaranya sedang menempuh pendidikan S3. (ATN)
Discussion about this post