ASIATODAY.ID, JAKARTA – Taman Sains Teknologi Herbal – Hortikultura (TSTH2) Center akan dibangun di Sumatera Utara. Rencana itu dicetuskan oleh Institut Teknologi Del (IT Del), salah satu perguruan tinggi di daerah tersebut.
Dalam kawasan TSTH2 ini direncanakan akan dibangun laboratorium pertanian, laboratorium herbal, dan fasilitas pendukung (guest house, kantor) untuk para peneliti serta mahasiswa yang melakukan praktek. TSTH2 diharapkan akan menjadi pusat riset herbal dan hortikultura bertaraf internasional.
“Institut Teknologi Del (IT Del) sebagai salah satu perguruan tinggi di Sumatera Utara, berinisiatif untuk membangun pusat penelitian herbal dan hortikultura sehingga dibutuhkan lahan yang cukup untuk suatu lokasi riset serta penelitian lapangan,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan, dalam siaran pers, Selasa (21/12/2021).
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) adalah salah satu konsep dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk pengelolaan hutan bagi penelitian dan pengembangan kehutanan, pendidikan, religi serta budaya.
“KLHK memberikan ijin kepada IT Del untuk mengelola kawasan hutan seluas ± 500 hektar. Di atas lahan seluas lebih kurang 30 ha dari kawasan tersebut akan dibangun pusat penelitian yang saat ini kita sebut dengan Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura ( TSTH2),” lanjut Menko Luhut.
“Apresiasi tinggi kepada BPPT – BRIN yang telah menyusun Detail Engineering Design (DED), yang kemudian setelah melalui proses konsultasi dengan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR berhasil menyelesaikan dokumen lelang bagi pembangunan TSTH tahap pertama,” ungkap Menko Luhut.
Dikatakan, ada 124 perusahaan yang mengikuti tender pembangunan, dan ada 31 perusahaan yang mengikuti tender manajemen konstruksi.
“Kami mengucapkan selamat kepada PT Brantas Abipraya Persero yang telah ditetapkan dan menandatangani kontrak sebagai pelaksana untuk bangunan TSTH, juga kepada PT Yodya Karya yang akan bertindak sebagai manajemen konstruksi,” sambung Menko Luhut.
Terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Menko Luhut berpesan agar dokumen amdal dikejar sebelum tanggal 23 desember 2021.
Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Nani Hendiarti mengungkapkan “AMDAL sudah selesai penilaian substansi dan uji kelayakan oleh tim KLHK dan akan segera dipastikan untuk bisa diserahkan saat Groundbreaking,” ungkapnya.
Menko luhut berharap para pelaksana bisa bekerja bersungguh-sungguh PATEN, dengan hati, dan penuh integritas, menjaga kualitas dan standar yang telah ditetapkan oleh PUPR serta tim perencana, sehingga hasilnya nanti akan menjadi kebanggaan Indonesia. (ATN)
Discussion about this post