ASIATODAY.ID, JAKARTA – Program revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) kini tengah dipersiapkan. TIM dirancang menjadi Centrum kawasan industri seni yang mandiri dan bertaraf dunia.
Menurut Corporate Secretary PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Hani Sumarno, revitalisasi kawasan seni TIM tak main-main. TIM dipersiapkan menjadi panggung seni Internasional sekelas Broadway, New York, Amerika Serikat.
“Justru itu yang harus kita kejar apalagi sekarang sudah era 4.0, 5.0. Sama dengan berkesenian juga harus setara dengan kota lainnya, negara lainnya,” terang Hani dihubungi, Rabu (27/11/2019).
Dengan kekayaan seni dan budaya Indonesia, TIM sangat tepat dijadikan etalase seni Indonesia agar wisatawan dunia melirik Tanah Air. Apalagi, Pemprov DKI juga ingin wisatawan internasional menjadikan Indonesia tempat baru melihat pertunjukan seni.
“Jadi, masyarakat tidak perlu lagi harus mencari-cari di Singapura, Korea, hingga Hong Kong buat pertunjukan kelas dunia, karena itu sudah harus dihadirkan di kota kita ini,” imbuh Hani.
Dikatakan, revitalisasi ini sebagai program keberlanjutan. Kawasan TIM di masa mendatang sudah harus dipikirkan dari sekarang.
“Kalau kita tidak pernah memulai, kita tidak akan pernah punya kawasan seni internasional),” ujar Hani.
Jakpro sebagai penggarap proyek menjamin fungsi utama TIM tak akan berubah meski adanya pembangunan baru seperti wisma. Fasilitas ini justru akan menjadi pemasukan baru buat TIM.
“Kami BUMD dan program ini adalah amanat. Kita tentu harus mengoptimalkan dan menambah daya energi untuk bisa membiayai seperti itu. Fasilitas yang bagus itu bisa berkelanjutan dan dirawat dengan baik,” paparnya.
Menurut dia, langkah ini menjadi solusi terbaik dari Pemerintah Provinisi (Pemprov) DKI Jakarta dan Jakpro. Rancangan yang sedang dibangun akan membuat kawasan seni di Jakarta terus hidup dan semakin berkembang.
“Yang kita bangun adalah sebuah ekosistem untuk menunjang industri pariwisata dan budaya yang bisa memfasilitasi semua pihak dan industrinya kemudian hidup di sana,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah akan membangun hotel bintang lima di kawasan TIM. Anies berdalih hanya akan membangun wisma seniman.
Wisma tersebut akan menampung para seniman mancanegara yang berkegiatan di Jakarta. TIM menjadi tempat pertunjukan, sekaligus menginap bagi seniman.
“Sebagai sebuah ekosistem kegiatan kebudayaan, wisma untuk seniman itu pun dirancang nantinya sebagai tempat yang bernuansa kegiatan kebudayaan,” terang Anis.
Menurut Anies, tempat menginap seniman ini sama dengan wisma atlet di Senayan. Dia membantah ingin komersialisasi TIM dengan membangun penginapan untuk seniman.
Proses revitalisasi TIM menelan anggaran hingga Rp1,8 triliun. Revitalisasi akan menggunakan penyertaan modal daerah (PMD) Jakpro yang masuk dalam APBD DKI Jakarta. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post