ASIATODAY.ID, ABU DHABI – Gelombang panas ekstrem melanda kawasan Timur Tengah dengan suhu melampaui 50 derajat celcius. Suhu panas itu memecahkan rekor panas sepanjang tahun ini.
Empat negara di kawasan Timur Tengah yang paling terkena dampak diantaranya Oman, Iran, Kuwait dan Uni Emirat Arab (UEA).
Laporan Washington Post Sabtu kemarin, suhu panas mencapai 51 derajat celcius terjadi di Sweihan, sebuah kota kecil sekitar 80km timur Abu Dhabi di UEA. Omidieh di barat daya Iran juga naik ke 51 derajat celcius, sementara Jahra, di Kuwait mencapai 50,88 derajat celcius. Sunaynah, sebuah kota gurun pedalaman di Oman utara mencatat suhu 50,11 derajat celcius.
“Suhu yang naik mendekati atau di atas 49 derajat celcius dapat melelehkan krayon, membelokkan rel kereta api, melunakkan aspal dan memperpanjang jarak lepas landas pesawat,” demikian laporan surat kabar AS itu dilansir dari Middle East Eye, Rabu (9/6/2021).
Pada hari Minggu, Sweihan mencatat suhu yang lebih tinggi, pada 51,77 derajat celcius, menandai suhu Juni terpanas yang pernah terlihat di UEA dan mengikat rekor di negara Teluk. Panas ekstrem seperti itu telah didokumentasikan sebagai peningkatan frekuensi yang signifikan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Tahun lalu, sebuah penelitian yang diterbitkan di Science Advances, menyatakan bahwa bagian Timur Tengah, khususnya Teluk, mungkin tidak dapat dihuni manusia jika tren saat ini berlanjut.
Pekan lalu, temuan yang diterbitkan di Nature Climate Change, menemukan bahwa lebih dari sepertiga kematian terkait panas musim panas disebabkan oleh perubahan iklim, memperingatkan jumlah kematian yang lebih tinggi saat suhu global naik.
Kuwait termasuk di antara setengah lusin negara dalam laporan di mana ditemukan bahwa persentase kematian terkait panas yang disebabkan oleh perubahan iklim adalah 60 persen atau lebih. (ATN)
Discussion about this post