ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meledek Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai “macan kertas” dan mengklaim bahwa pada era kepemimpinannya militer Amerika mampu menang dalam sejumlah bentrokan dengan pasukan Rusia.
Trump mengungkapkan hal itu dalam pidatonya di depan para donatur Partai Republik di New Orleans.
Pidato tersebut, yang disampaikan Sabtu (5/3/2022) malam lalu, dikutip pertama kali oleh The Washington Post.
Di depan 250 donatur yang hadir di Hotel Four Seasons, Trump mengatakan Rusia tidak akan melakukan invasi kalau dia, bukan Joe Biden, yang menjabat presiden Amerika saat ini.
“Saya kenal baik Putin. Dia tidak akan berani melakukannya,” ujar Trump.
Trump mengklaim dia lebih tangguh daripada Presiden Rusia Vladimir Putin dibandingkan semua presiden Amerika lainnya.
Namun fakta selama kepemimpinan Trump tidak mendukung klaim tersebut. Trump justru banyak dikritik karena sering memuji Putin, bahkan ketika Rusia mulai melakukan invasi bulan lalu.
Trump menyebut Putin seorang “jenius” ketika tentara Rusia mendekati perbatasan Ukraina.
Dalam pidatonya, Trump melontarkan ide unik bagi negaranya untuk terlibat dalam perang Rusia dan Ukraina.
Trump meminta agar Amerika Serikat memasang bendera China di jet tempur paling canggih sedunia, F-22, lalu mengebom pasukan Rusia di Ukraina.
“Lalu kita bisa bilang ‘China yang melakukannya, bukan kita’ dan mereka akan saling berperang. Kita tinggal duduk dan menonton,” kata Trump yang disambut gelak tawa hadirin.
Rusia dituding melakukan intervensi dalam pemilihan presiden Amerika 2016 demi keuntungan Trump. Sejumlah orang dekat Trump sudah divonis bersalah atas kasus itu.
Saat bertemu Putin di Helsinki pada Juli 2018, Presiden Trump memuji Putin di depan wartawan dan mereka juga bertemu empat mata tanpa didampingi staf.
Pada 2019, Trump justru menahan bantuan militer untuk Ukraina dalam upaya mencemarkan nama Biden – saat itu dituduh menyalahgunakan jabatan untuk dugaan bisnis ilegal di Ukraina yang dijalankan anaknya, Hunter Biden.
Trump disebut meminta info negatif soal keluarga Biden sebagai imbalan bantuan militer Amerika.
DPR Amerika kemudian memakzulkan Trump atas tuduhan meminta campur tangan negara asing (Ukraina) untuk mencampuri pemilihan di Amerika, tetapi mentah di Senat.
Di New Orleans, Trump juga kembali memuji pemimpin Korea Utara Kim Jong-un karena mampu “memegang kendali penuh” atas negaranya. (ATN)
Discussion about this post