ASIATODAY.ID, JAKARTA – Produsen baja dan nikel China Tsingshan dilaporkan akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin (PLTSA) berkapasitas 2000 MW di Indonesia dalam kurun waktu 3 hingga 5 tahun ke depan.
Selain pembangkit, Tsingshan juga akan membangun fasilitas pendukung di kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP).
Pembangkit tersebut akan memasok listrik untuk produksi bahan mentah nikel yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik, memastikan operasinya mengeluarkan nol emisi karbon dioksida.
Tsingshan juga akan membangun proyek pembangkit listrik tenaga air 5.000 MW di Indonesia untuk lebih memastikan pasokan energi bersih.
Sejauh ini, belum disebutkan kapan rencana tersebut akan direalisasikan.
Perusahaan awal bulan ini mengumumkan akan memasok nikel matte, bahan baku utama untuk memproduksi nikel sulfat, ke pabrik peleburan kobalt domestik Huayou Cobalt dan produsen bahan energi baru CNGR.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa PT Freeport Indonesia tengah melakukan finalisasi perjanjian kerja sama dengan Tsingshan Steel untuk membangun smelter tembaga di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Freeport dan perusahaan asal China tersebut akan menandatangani kontrak dengan nilai investasi sebesar USD2,8 miliar atau setara Rp39,2 triliun.
“Tsingshan dan Freeport akan teken kontrak USD2,8 miliar untuk smelter,” kata Luhut di forum dialog khusus di IDX Channel, Rabu (3/2/2021).
Menurut Luhut, smelter tembaga yang akan dibangun Tsingshan dan Freeport nantinya juga menghasilkan produk sampingan berupa asam sulfat yang bisa menjadi bagian material pembuatan baterai litium.
“Keduanya akan membuat smelter tembaga yang sebagian akan menghasilkan asam sulfat. Ini asam sulfat akan menjadi bagian litium baterai,” jelasnya.
Luhut juga menyebutkan, di Weda Bay rencananya juga dibangun smelter bijih nikel untuk bahan baku baterai. Jika berjalan sesuai rencana, smelter nikel sudah akan beroperasi dan memproduksi litium baterai pada 2023.
Sebelumnya, Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan bahwa pihaknya memang tengah didekati oleh Tsingshan Steel untuk membangun smelter tembaga di Weda Bay, Halmahera.
Rencana kerja sama tersebut masih dalam tahap pembicaraan dan belum ada kesepakatan apapun antara kedua belah pihak.
“Kami mau tahu metodenya seperti apa, kapasitasnya berapa, jadwal pembangunan kapan selesainya. Sejauh ini masih pembicaraan dan belum ada kesepakatan apapun,” kata Tony dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (7/12/2020) lalu. (ATN)
Discussion about this post