ASIATODAY.ID, ANKARA – Pemerintah Turki mengkarantina ribuan jemaah umrah yang baru pulang dari Arab Saudi di tengah kekhawatiran virus corona (Covid-19). Saat ini, jumlah kasus corona di Turki mencapai 18, setelah sebelumnya hanya enam.
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan bahwa dari 12 tambahan kasus, dua terkait pasien perdana di Turki, tujuh asal Eropa dan tiga dari Amerika Serikat.
“Semua penumpang pesawat yang baru pulang umrah tadi malam, akan ditempatkan di sejumlah ruangan terpisah untuk dikarantina di Ankara dan provinsi Konya,” terang Koca, dilansir dari AFP, Senin (16/3/2020).
Mehmet Kasapoglu, Menteri Pemuda dan Olahraga Turki, mengestimasi ada sekitar 10 ribu jemaah umrah yang pulang ke Turki dari Saudi pada Sabtu malam. Pekan kemarin, salah satu jemaah umrah yang pulang ke Turki dinyatakan positif corona.
“Mereka yang dianggap mencurigakan telah dibawa ke rumah sakit dan menjalani tes,” ujar Koca.
Sementara itu, Pemerintah Serbia mendeklarasikan status darurat nasional untuk menekan penyebaran virus corona. Di bawah darurat nasional, Serbia menutup banyak ruang publik, mengerahkan prajurit untuk menjaga rumah sakit, dan juga menutup perbatasan.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan berbagai kebijakan ini diperlukan untuk “menyelamatkan orang lanjut usia” di negaranya, yang memiliki total populasi sekitar tujuh juta jiwa.
Sejauh ini, Serbia mencatat ada sekitar 50 kasus positif covid-19. “Mulai besok, tidak ada lagi sekolah, universitas, olahraga, semuanya ditutup. Kami akan menutup semua itu demi menyelamatkan nyawa, demi semua orang tua kita,” tutur PM Vucic.
Ia menambahkan bahwa militer Serbia akan dikerahkan untuk menjaga “sejumlah situs penting” seperti rumah sakit tempat penanganan pasien korona.
Status darurat nasional di Serbia tidak meliputi penutupan total (lockdown) berskala nasional seperti yang telah dilakukan Italia dan Spanyol.
PM Vucic mengimbau kepada warga Serbia yang berusia di atas 65 tahun untuk tetap berada di dalam rumah. Sementara mengenai ruang publik seperti kafe atau bar, PM Vucic mengatakan bahwa aturan spesifiknya akan ditentukan usai rapat kabinet.
“Saya minta kepada warga negara asing: jangan datang ke Serbia, kecuali warga Tiongkok yang memang diminta datang ke sini, terutama para dokter-dokter mereka yang akan membantu kami,” kata PM Vucic.
Sang presiden, yang berusaha membawa Serbia masuk ke Uni Eropa namun tetap menjaga hubungan baik dengan Beijing, mengatakan bahwa bantuan Tiongkok sangat krusial di tengah minimnya “solidaritas Eropa.”
Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic mengonfirmasi bahwa perbatasan negara akan ditutup untuk semua warga asing mulai Minggu malam, kecuali untuk diplomat. Warga Serbia yang baru pulang dari negara terdampak covid–19 akan dikarantina selama 14 hingga 28 hari.
Brnabic menegaskan, mereka yang melanggar aturan karantina ini dapat dijatuhi vonis tiga tahun penjara. (ATN)
Discussion about this post