• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Twitter Kunci Akun Kedubes China di AS, Terkait Dehumanisasi Uighur

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
January 21, 2021
in News
2 min read
0
China Bersiap Hadapi Gelombang Kedua Covid-19, Kota Jia Lockdown Total 

Negeri China. Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
56 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Twitter Inc. mengambil langkah tegas mengunci akun resmi Kedutaan Besar China di Amerika Serikat (AS) setelah postingan yang membela kebijakan pemerintah Beijing di wilayah barat Xinjiang ditengah kritikan terhadap China yang disebut terlibat sterilisasi paksa terhadap wanita minoritas Uighur.

Postingan yang mengatakan wanita Uighur bukan lagi “mesin pembuat bayi” itu, pada awalnya dibagikan pada 7 Januari, tetapi tidak langsung dihapus oleh Twitter. Setelah lebih dari 24 jam kemudian, Twitter langsung memberi label “Tweet ini tidak lagi tersedia.”

Meskipun menyembunyikan ujaran yang melanggar aturannya, Twitter tetap mewajibkan pemilik akun untuk menghapus postingan tersebut secara manual untuk mendapatkan kembali akses ke akun tersebut.

RelatedPosts

AS Bertekad Hentikan Dominasi Ekonomi China Secara Global

Musisi Thailand, Indonesia dan Jepang Kolaborasi Suarakan Perlawanan Atas Stereotip Asia

AS Blacklist Sejumlah Kementerian Myanmar

AS Akui China Mampu Gabungkan Kekuatan Ekonomi, Diplomatik, Militer dan Teknologi

Epidemiolog UI: Indonesia Gagal Tangani Pandemi Covid-19

Juru bicara Twitter mengonformasi bahwa akun itu masih terkunci, yang berarti Kedutaan Besar China belum menghapus tweet tersebut. Akun Kedutaan Besar China, @ChineseEmbinUS, belum memposting sejak 8 Januari, setelah menerbitkan setidaknya selusin tweet setelah ada yang melanggar aturan Twitter. Kedutaan Besar China langsung menolak berkomentar.

“Kami telah mengambil tindakan terhadap Tweet ini karena melanggar kebijakan kami terhadap dehumanisasi,” kata juru bicara Twitter dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/1/2021).

Twitter melarang dehumanisasi sekelompok orang berdasarkan agama, kasta, usia, kecacatan, penyakit serius, asal negara, ras, atau etnis.

Langkah tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian pengetatan pengawasan yang diambil Twitter dalam beberapa pekan terakhir untuk menegakkan kebijakannya.

Penangguhan akun Kedutaan Besar China terjadi tak lama setelah Twitter secara permanen melarang akun Donald Trump karena pelanggaran aturan berulang, dan berpotensi mempersulit upaya Beijing untuk mengatur ulang hubungan dengan AS di bawah Presiden Joe Biden.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa tindakan China terhadap minoritas Uighur sama dengan genosida, sebuah label yang disetujui oleh penggantinya Antony Blinken.

China telah menyatakan bahwa mereka memerangi separatisme dan ekstremisme di wilayah tersebut, di mana PBB memperkirakan hingga 1 juta orang Uighur mungkin ditahan di kamp-kamp.

Keputusan untuk menangguhkan akun Kedutaan Besar China juga menambah hubungan yang sudah rumit antara perusahaan teknologi AS dan China. Platform sosial besar seperti Twitter, Facebook Inc. dan Alphabet Inc. Google dan YouTube semuanya dilarang di China, sementara Trump sebelumnya menuntut startup China ByteDance Ltd. untuk meluncurkan layanan video TikTok yang sukses di AS.

China telah bergerak untuk mengendalikan perusahaan teknologi besarnya sendiri dalam beberapa bulan terakhir, mengusulkan rezim antimonopoli pada November yang akan memberi Partai Komunis kekuatan besar atas beberapa perusahaan terbesar di negara itu. (ATN)

Tags: Save UighurTwitter
Previous Post

Indonesia Luncurkan Pabrik Tempe dan Pojok Kopi di Shanghai, China

Next Post

Joe Biden Rombak Total Kebijakan Trump

Related Posts

ASPI: China Hancurkan 8.500 Masjid dan Situs Keagamaan di Xinjiang
News

China Kecam Belanda Usai Dituduh Lakukan Genosida atas Uighur

February 27, 2021
Drama Korea Jadi Magnet Baru Bagi Masyarakat Indonesia
Business

Drama Korea Jadi Magnet Baru Bagi Masyarakat Indonesia

January 23, 2021
China Tolak Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat Palestina
News

China: AS Hanya Membual, Genosida terhadap Uighur tidak Pernah Terjadi

January 20, 2021
AS dan China Perang Tarif Tambahan
News

Konfrontasi AS-China Masih Akan Berlanjut di Era Biden

January 20, 2021
Indonesia, India dan ASEAN Dalam Ancaman Komunis China
News

AS Desak China Hentikan Kejahatan Genosida pada Etnis Uighur

January 20, 2021
Australia Bendung Pengaruh China di Kampus
News

Australia Perketat Impor dari Xinjiang, Terkait Dugaan Perbudakan Etnis Uighur

January 16, 2021
Next Post
Joe Biden Rombak Total Kebijakan Trump

Joe Biden Rombak Total Kebijakan Trump

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Indonesia Dikecam Malaysia dan Singapura Akibat Asap Karhutla
  • AS Bertekad Hentikan Dominasi Ekonomi China Secara Global
  • Musisi Thailand, Indonesia dan Jepang Kolaborasi Suarakan Perlawanan Atas Stereotip Asia
  • Indika Energy Kolaborasi Fourth Partner Energy Kembangkan Energi Surya
  • Jerman Gelontorkan Rp41,25 Triliun untuk Indonesia Bangun Infrastruktur Hijau
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.