ASIATODAY.ID, JAKARTA – Program gabungan untuk HIV/AIDS, UNAIDS menyebut, penanganan HIV di Indonesia masih jauh dari kata mumpuni, bahkan menjadi salah satu yang terburuk di Asia-Pasifik. Meski pemerintah sudah memiliki program khusus penanggulangan HIV, tapi angka penularan tiap tahun masih cukup besar.
“Penanganan HIV di Indonesia masih termasuk yang paling buruk. Meski tidak bisa dibandingkan dengan negara G20, namun negara tetangga seperti Vietnam sudah banyak yang terdiagnosa dan paham, sementara di Indonesia baru sekitar 17 persen,” terang Krittayawan Tina Boonto perwakilan UNAIDS di Indonesia.
Berdasarkan data UNAIDS, jumlah infeksi HIV di Indonesia menempati peringkat ketiga. Setiap tahun, ada 46 ribu kasus infeksi baru, terbanyak setelah India dan China di Asia Pasifik. Sangat banyak jika dibandingkan dengan Thailand yang hanya 6 ribu per tahun.
“Indonesia tercatat 1 dari 20 negara yang kontribusi jumlah HIV terbanyak di dunia. Saat ini kita masih punya tantangan soal stigma. ODHA (orang dengan HIV-AIDS) juga kurang di support di Indonesia,” jelasnya.
Ia memandang, tak mudah bicara soal HIV di Indonesia. Stigma yang selalu melekat baik pada penyakitnya dan pengidapnya masih sangat sulit terlewati. Harus diakui bahwa penanganan HIV-AIDS di Indonesia masih belum sebaik negara lainnya.
“Tantangan di Indonesia sangat besar. Tidak cukup hanya memberi informasi terus masalahnya selesai. Kita harus paham juga kenapa masyarakat masih punya pikiran-pikiran yang salah soal HIV,” tandasnya.
Gaet Aktris jadi Duta Nasional
Untuk memperkuat kampanye tentang penanganan HIV/AIDS, UNAIDS secara resmi telah menunjuk aktris Atiqah Hasiholan sebagai duta nasional untuk Indonesia.
Penobatannya sebagai wajah baru UNAIDS Indonesia akan diikuti dengan program untuk membantu advokasi isu yang berhubungan dengan HIV dan AIDS yang fokus terhadap isu perempuan dan anak.
“Atiqah yang berani terima sebenarnya, kita mencoba jalani program karena kita perlu public figure untuk ikut movement ini. Isu diskiriminasi dan stigma negatif masyarakat untuk penyakit ini bisa langsung address kepada orang-orangnya,” terang Tina.
Atiqah sendiri meluncurkan film pendeknya yang berjudul Posi(+)if yang menjadi debut pertamanya sebagai sutradara dan melibatkan aktor Oka Antara dan aktris Della Dartyan.
“Kalau orang ketemu pengidap HIV, stigma negatifnya masih tinggi. Banyak yang nggak mau dengerin. Instead of aku ngomong di podium atau diskusi, kenapa enggak aku bikin film sendiri, aku yang tulis, menyuarakan campaign-ku, menyuarakan apa yang ingin aku ekspresikan dibantu dengan UNAIDS. Akhirnya sepakat dibikinlah film itu,” ujar Atiqah Hasiholan.
Berdurasi 15 menit dan sudah bisa dinikmati melalui akun Youtube UNAIDS Indonesia, film pendek yang bercerita tentang keluarga dengan ODHA di dalamnya ini menekankan pentingnya tes dini, pengobatan dan melindungi diri dari HIV dan AIDS. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post