ASIATODAY.ID, JAKARTA – Dua Cagar Biosfer Indonesia kembali mendapat pengakuan dunia melalui UNESCO.
Cagar Biosfer Togean Tojo Una-Una di Sulawesi Tengah dan Cagar Biosfer Samota (Saleh-Moyo-Tambora) di Nusa Tenggara ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Dunia pada Pertemuan the International Co-ordinating Council Man and Biosfer UNESCO (ICC-MAB) ke-31 di Paris.
Penetapan tersebut menambah daftar Cagar Biosfer Indonesia dalam World Network of Biosphere Reserves menjadi 16 CB. Saat ini tedapat 701 cagar biosfer dari 124 negara dalam Jaringann Cagar Biosfer Dunia.
Melalui keterangan tertulis Kemlu, Sabtu (14/12/2019), Direktur Sosial Budaya dan OINB Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Kamapradipta Isnomo, telah menyerahkan Sertifikat Asli dua Cagar Biosfer (CB) di Indonesia sebagai Cagar Biosfer UNESCO kepada Direktur Eksekutif Komite Nasional Program MAB-UNESCO Indonesia, Prof. Purwanto, di Jakarta pada hari Jumat, (13/12/2019).
Kamapradipta Isnomo menyampaikan apresiasinya kepada Prof. Purwanto atas keberhasilan penetapan tersebut, yang mencermintkan komitmen Pemerintah Indonesia dalam penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan invoasi, serta komitmen dalam rangka pembanguan berkelanjutan.
Disampaikan pula kesiapan dan dukungan Kementerian Luar Negeri pada penominasian cagar biosfer Indonesia selanjutnya, yang tentunya akan semakin meingkatkan profiling Indonesia khususnya terkait konservasi keberagaman hayati secara berkelanjutan, dan diplomasi Indonesia pada forum UNESCO secara umum.
14 Cagar Biosfer Indonesia yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu: (1) Cagar Biisfer Cibodas ditetapkan tahun 1977, (2) Cagar Biosfer Lore Lindu-1977, (3) Cagar Biosfer Komodo-1977, (4) Cagar Biosfer Tanjung Puting (5) Cagar Biosfer Siberut-1981, (6) Cagar Biosfer Leuser-1981,(7) Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu-2009, (8) Cagar Biosfer Wakatobi-2012, (9) Cagar Biosfer Taka Bonerate Kep.Selayar-2015, (10) Bromo Tengger Semeru Arjuno-2015, (11) Cagar Biosfer Belambangan, 2016, (12) Cagar Biosfer Berbak Sembilang-2018, (13) Cagar Biosfer Rinjani Lombok-2018, dan (14) Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu-2018.
Semua Cagar Biosfer tersebut mewakili hampir seluruh tipe ekosistem dan fenomena geologi di Indonesia. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post