ASIATODAY.ID, TAIPEI – Pertemuan Majelis Kesehatan Dunia atau World Health Assembly (WHA) akan diselenggarakan pada tanggal 18 Mei mendatang, dan sampai saat ini Taiwan masih belum menerima undangan.
Pada tanggal 11 Mei yang lalu, WHA menjelaskan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, tidak memiliki wewenang untuk mengundang Taiwan hadir dalam WHA karena negara-negara anggota belum mencapai konsensus politik.
Perlakuan diskriminatif dan tidak adil WHO terhadap Taiwan selama bertahun-tahun, telah menjadi sorotan komunitas internasional.
Sebanyak 102 orang anggota parlemen Eropa lintas partai dan 4 orang anggota parlemen Jerman telah menyampaikan surat bersama kepada menteri kesehatan di 27 negara anggota Uni Eropa yang menyatakan bahwa Taiwan harus hadir dalam WHA.
Dalam surat itu dijelaskan bahwa isu mengenai krisis yang disebabkan oleh virus corona akan menjadi topik diskusi utama pertemuan WHA tahun ini yang akan dilaksanakan via telekonferensi.
“Karena virus corona ini tidak mengenal batas negara, kewarganegaraan, dan ideologi, seluruh dunia harus berbagi segala informasi dan keahlian yang bisa berguna untuk melawan pandemi ini,” demikian keterangan tertulis Kemlu (MOFA) Taiwan, Kamis (14/5/2020).
Surat tersebut mendesak menteri kesehatan negara-negara Uni Eropa untuk secara tegas meminta WHO mengundang Taiwan sebagai pengamat dalam WHA dengan cara yang sama seperti pada tahun 2009 hingga 2016.
Dalam surat ini disebutkan bahwa Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru juga telah menyatakan posisi mereka, dan menyerukan hal yang sama.
Dalam surat ini juga disebutkan prestasi Taiwan yang berhasil mencegah penyebaran wabah, meskipun secara geografis Taiwan bertetangga dengan sumber virus.
Selain itu, para anggota parlemen juga menyerukan agar Menteri Kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung, diundang menghadiri WHA, supaya dapat bertukar pikiran dengan para peserta yang lain tentang kesuksesan Taiwan mencegah penyebaran wabah.
Mereka berharap WHO segera mengatur persiapan untuk mengundang Taiwan berpartisipasi dalam seluruh pertemuan, mekanisme dan kegiatan WHO lainnya.
Penandatanganan surat pernyataan bersama ini diprakarsai oleh anggota parlemen Eropa Ketua Kelompok Persahabatan Taiwan, Michael Gahler, dan anggota parlemen Eropa yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Estonia, Urmas Paet pada tanggal 12 Mei 2020. Dalam kurun waktu 2 hari, surat tersebut menerima sambutan positif dari European People’s Party (EPP), Party of European Socialists (PES), Partai Renew Europe, The Greens/European Free Alliance (Green/EFA), serta European Conservatives and Reformists, ECR. Surat ini juga turut ditandatangani oleh 3 orang Wakil Ketua Kelompok Persahabatan Taiwan, Andrey Kovatchev, Juan Fernando Lopez Aguilar, dan Dominique Riquet.
Beberapa anggota parlemen yang menandatangani surat ini yang pernah menduduki posisi penting dalam pemerintahan di antaranya adalah mantan Perdana Menteri Estonia, Andrus Ansip; mantan Menteri Urusan Eropa Prancis, Nathalie Loiseau; mantan Menteri Luar Negeri Polandia, Witold Waszczykowski; dan Kepala Delegasi Parlemen Eropa untuk hubungan dengan Tiongkok, Reinhard Butikofer. (AT Network)
Discussion about this post