ASIATODAY.ID, JAKARTA – Uni Eropa (UE) berkomitmen untuk berinvestasi hijau di kawasan Asia Pasifik demi mencapai betralitas iklim yang menjadi tujuan global bersama.
Dalam KTT COP26 di Glasgow awal bulan ini, para pemimpin dunia menyepakati untuk menetapkan target pengurangan emisi sebesar 45 persen pada 2030.
Meski demikian, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, dunia masih belum berada di jalur yang tepat untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius.
“Banyak negara masih kurang berambisi untuk mencapai target tersebut. Selain itu, kesepakatan penghapusan secara bertahap Pembangkit Listrik Tenaga Batubara dipermudah,” kata dia dalam kegiatan Global Town Hall (GTH) 2021, Sabtu (20/11/2021).
Menurutnya, negara-negara industri gagal memberikan sumber daya yang cukup untuk membantu negara berkembang dalam masa transisi. Uni Eropa telah memenuhi janji mereka, namun wilayah lainnya tidak.
Von der Leyen mengatakan, Uni Eropa telah mengumumkan kontribusi baru untuk pendanaan hijau di ASEAN. Fasilitas ini, kata dia merupakan dana investasi yang mereka dukung untuk beberapa tahun.
“Fasilitas ini telah membiayai beberapa proyek penting di seluruh wilayah, seperti taman surya besar di Kamboja yang menghasilkan energi surya termurah di Asia Tenggara,” tuturnya.
Ia mengatakan, Uni Eropa ingin menjadi mitra kawasan Asia Pasifik untuk menuju ekonomi sirkular dan netral karbon.
“Semua demi kepentingan kita bersama,” lanjutnya.
GTH 2021 merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).
Founder FPCI, Dino Patti Djalal mengatakan sekitar 9.500 orang dari 110 negara berpartisipasi secara virtual.
Tahun ini, GTH 2021 mengangkat tema ‘Managing Competition, Conflict, and Cooperation in a Pandemic World’.
Diharapkan, hasil dari Global Town Hall dapat menjadi acuan pemerintah dunia untuk membuat kebijakan. (ATN)
Discussion about this post