ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Pandemi global wabah coronavirus (Covid-19) hingga kini belum juga bisa dibandung.
Saat ini, kasus virus corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia telah mencapai 1 juta orang pada Kamis 2 April. Jumlah kematian melonjak hingga 50.000 orang.
Meskipun lebih dari setengah planet ini memaksakan beberapa bentuk penutupan menyeluruh atau lockdown, virus ini merenggut ribuan nyawa. Spanyol dan Inggris mencatat jumlah kematian harian tertinggi.
Kondisi itu terus mendatangkan malapetaka pada ekonomi global, dengan AS mengumumkan rekor 6,65 juta pekerja mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu. Sedangkan Spanyol melaporkan peningkatan bulanan terbesar dalam klaim pengangguran.
Pandemi tersebut menyebabkan gangguan lebih lanjut pada kalender pemilu AS ketika Partai Demokrat mengumumkan akan menunda konvensi untuk memilih lawan Presiden Donald Trump hingga 17 Agustus.
Keputusan itu muncul setelah calon yang kemungkinan, mantan wakil presiden Joe Biden, mengatakan konvensi itu, yang semula dijadwalkan 13-16 Juli di Milwaukee, Wisconsin, mungkin perlu ditunda.
“Sejak muncul di China pada Desember, covid-19 telah menginfeksi sedikitnya 1.011.490 orang. Ini termasuk lebih dari setengah juta di Eropa dan merenggut 52.863 nyawa,” menurut hitungan AFP dari sumber resmi dari Universitas Johns Hopkins, Jumat (3/4/2020).
Ada 242.182 infeksi dan 5.850 kematian dilaporkan di Amerika Serikat, di mana covid-19 saat ini menyebar paling cepat.
Italia, negara yang paling terpukul dalam hal kematian, memiliki 115.242 kasus yang dilaporkan, 13.915 di antaranya fatal, sementara Spanyol melaporkan 112.065 kasus dan 10.348 kematian.
Jumlah infeksi aktual diyakini lebih tinggi karena banyak negara hanya menguji kasus atau pasien yang memerlukan rawat inap.Krisis telah memberikan tekanan besar pada sistem perawatan kesehatan nasional dan staf medis yang bekerja dalam keadaan yang paling sulit.
“Setiap pagi sebelum saya mulai bekerja, saya membuat tanda salib, dan berdoa semoga semuanya baik-baik saja,” Ester Piccinini, seorang perawat berusia 27 tahun di rumah sakit Humanitas Gavazzeni di Bergamo, Italia utara, kepada AFP.
“Aku harap semuanya akan baik-baik saja untuk pasienku,” tandas Piccinini. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post