ASIATODAY.ID, JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan kepada seluruh dunia bahwa Varian Omicron menyebar lebih cepat secara signifikan dibanding Delta di negara-negara dengan catatan transmisi komunitas, dengan jumlah kasus berlipat ganda setiap 1,5 hingga 3 hari.
Dalam sebuah pembaruan informasi pada Sabtu (18/12/2021), WHO mengatakan varian Omicron kini sudah terkonfirmasi di 89 negara.
Omicron menyebar dengan cepat di negara-negara dengan level imunitas tinggi. Namun WHO belum dapat memastikan apakah hal ini diakibatkan Omicron yang dapat menghindari imunitas, kemampuan internalnya dalam hal penularan, atau kombinasi keduanya.
WHO menyatakan Omicron sebagai “variant of concern” pada 26 November, tak lama usai varian itu pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.
Hingga saat ini, WHO dan jajaran ilmuwan di seluruh dunia belum mengetahui pasti seperti apa sebenarnya varian Omicron.
Meski begitu, banyak ilmuwan meyakini Omicron memang lebih menular tapi tidak lebih berbahaya dari Delta.
“Data-data yang ada mengenai tingkat keparahan Omicron masih terbatas,” kata WHO, dilansir dari Al Jazeera.
“Tambahan data diperlukan untuk memahami tingkat keparahannya dan juga pengaruhnya terhadap vaksinasi,” sambungnya.
Jumat kemarin, sebuah kajian dalam skema non-peer review oleh Imperial College London mengatakan bahwa risiko infeksi ulang Omicron lima kali lebih tinggi dari Delta.
Tidak hanya itu, Omicron juga disebut tidak memperlihatkan karakteristik yang lebih ringan dari Delta.
Riset tersebut memicu keraguan mengenai optimisme banyak pakar, bahwa Omicron tidak lebih berbahaya dari Delta.
Sementara itu di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden mengingatkan potensi terjadinya “musim dingin penuh penyakit dan kematian” bagi mereka yang belum divaksinasi.
Sementara jajaran menteri kesehatan anggota G7 mengatakan bahwa Omicron saat ini merupakan ancaman terbesar terhadap kesehatan publik global.
Beberapa hari sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa Omicron “menyebar dalam laju yang belum pernah terlihat sebelumnya bila dibandingkan dengan varian-varian lain.”
Ia khawatir banyak pihak menganggap Omicron ini sebagai varian yang lebih ringan.
“Bahkan jika Omicron ini hanya menyebabkan gejala yang lebih ringan, jumlahnya yang besar dapat sekali lagi membebani sistem kesehatan,” tegas Tedros. (ATN)
Discussion about this post