ASIATODAY.ID, SEOUL – Indonesia menggeser posisi China dan Vietnam dalam perdagangan Kayu Lapis atau Plywood di pasar Korea Selatan (Korsel) pada semester pertama tahun ini.
Melansir Ajudaily.com, Jumat (18/9/2020), impor kayu lapis Korsel mencapai USD391 juta. Indonesia berada di urutan pertama dengan nilai penjualan USD133 juta diikuti Vietnam dengan USD127 juta.
Vietnam tergeser menyusul adanya penyelidikan antidumping oleh otoritas Korea Selatan.
Dalam keputusan akhir setelah penyelidikan 9 bulan, otoritas Korea Selatan mengeluarkan bea antidumping hingga 10,65 persen selama 5 tahun terhadap produk kayu lapis Vietnam.
Praktik dumping kayu lapis Vietnam menyebabkan kerusakan pada produsen Korea Selatan. Keputusan pengenaaan bea antidumping terhadap kayu lapis Vietnam membutuhkan persetujuan dari Menteri Strategi dan Keuangan pada akhir tahun ini.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada 17 September, Komisi Perdagangan Korea Selatan menyerukan bea antidumping sebesar 9,18 persen hingga 10,65 persen, yang memutuskan bahwa produk Vietnam diimpor di bawah harga normal, yang mengakibatkan penurunan pangsa pasar, lapangan kerja, dan laba operasi perusahaan domestik.
Penyelidikan antidumping dimulai pada Desember 2019 atas petisi oleh produsen kayu lapis Korea Selatan.
Komisi Perdagangan Korea Selatan menyebutkan pasar kayu lapis Korea Selatan pada 2018 tercatat sebesar 900 miliar won atau setara USD772 juta dengan Vietnam menguasai 40 persen hingga 45 persen. (ATN)
Discussion about this post