ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani memastikan rasio utang Indonesia masih lebih baik dibandingkan sejumlah negara lainnya. Pasalnya, pelebaran defisit fiskal pada 2020 masih terjaga.
Pelebaran defisit pada tahun 2020 yang mencapai 6,3 persen akan membuat rasio utang Indonesia naik mencapai 38,5 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 30,5 persen.
“Rasio utang Indonesia itu 38,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) karena defisit 6,3 persen,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual, Senin (19/10/2020).
Menurut Sri, utang Indonesia masih lebih rendah dibandingkan Jepang, Italia dan Amerika Serikat yang kenaikanya sudah mencapai 100 persen terhadap PDB. Utang Indonesia juga masih lebih terkendali dibandingkan China yang kenaikanya sudah 60 persen.
“Jepang rasio utangnya tembus 266,2 persen dari PDB. Jerman saja utangnya udah tembus 73 persen dari PDB lalu China utangnya mencapai 61,7 persen dan Thailand utangnya mencapai 50,4 persen,” paparnya.
Sri Mulyani yang baru saja dinobatkan sebagai menteri terbaik di Asia Pasifik itu menekankan tingkat utang publik Indonesia masih tetap terjaga dan rendah. Hal ini seiring adanya pemulihan ekonomi yang sudah terlihat nantinya pada akhir tahun 2020.
“Utang masih tetap terjaga dengan penambahan utang yang masih minimal,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post