ASIATODAY.ID, JAKARTA – Global Carbon Project, sebuah kelompok otoritatif yang terdiri dari puluhan ilmuwan internasional yang melacak emisi karbon di atmosfer, menghitung bahwa dunia melepaskan 34 miliar metrik ton karbon dioksida ke udara sepanjang 2020.
Angka awal dari studi global menunjukkan, dunia yang dilanda pandemi Covid-19 dan melakukan penguncian ketat wilayah (lockdown) telah mengurangi emisi karbon dioksida pada tahun ini sebesar 7 persen.
Melansir New York Post, Minggu (13/12/2020) hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Earth System Science Data itu menunjukkan bahwa angka di atas turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 36,4 miliar metrik ton.
Menurut para ilmuwan, penurunan ini terutama karena lebih banyak orang tinggal di rumah serta lebih sedikit bepergian dengan mobil dan pesawat, akibat pembatasan mobilitas terkait pandemi Covid-19.
Namun, emisi diperkirakan akan melonjak kembali setelah pandemi berakhir, mengingat transportasi darat menghasilkan seperlima dari emisi karbon dioksida, gas pemerangkap panas buatan manusia.
Corrine LeQuere, penulis studi dan ilmuwan iklim dari University of East Anglia mengatakan penguncian ini sama sekali bukan cara atau jawaban untuk mengatasi perubahan dan krisis iklim global.
Kelompok ilmuwan yang sama itu, beberapa bulan lalu memperkirakan penurunan emisi dari 4 persen hingga 7 persen, tergantung pada perkembangan penanganan pandemi Covid-19.
Menurut LeQuere, gelombang virus corona kedua di berbagai negara dan pengurangan perjalanan yang berkelanjutan mendorong penurunan emisi gas karbon dioksida hingga mencapai prediksi maksimal yakni 7 persen.
Penelitian menunjukkan emisi turun sekitar 12 persen di Amerika Serikat dan 11 persen di wilayah Eropa, tetapi hanya 1,7 persen di China. Ini disebabkan China memiliki penguncian lebih awal dan gelombang kedua yang lebih sedikit serta emisinya yang lebih banyak berasal dari industri.
Chris Field, direktur Stanford Woods Institute for the Environment memperkirakan emisi akan meningkat setalah pandemi, tetapi dia optimistis bahwa dunia telah mengambil beberapa pelajaran penting yang dapat membantu mengurangi emisi di masa depan.
“Misalnya, ketika ada pilihan untuk bekerja jarak jauh beberapa hari dalam seminggu atau menyadari bahwa mereka tidak terlalu banyak memerlukan perjalanan bisnis, kita mungkin melihat penurunan emisi di masa depan terkait perilaku,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post