• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Efek Lockdown, Emisi Karbon Global Turun Signifikan

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
December 13, 2020
in Sains & Lingkungan
2 min read
0
China Hasilkan Emisi Karbon Dioksida Sebanyak 319 Juta Ton pada 2019

Emisi karbon dioksida, sumber polusi udara di China. Foto : in habitat

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
59 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Global Carbon Project, sebuah kelompok otoritatif yang terdiri dari puluhan ilmuwan internasional yang melacak emisi karbon di atmosfer, menghitung bahwa dunia melepaskan 34 miliar metrik ton karbon dioksida ke udara sepanjang 2020.

Angka awal dari studi global menunjukkan, dunia yang dilanda pandemi Covid-19 dan melakukan penguncian ketat wilayah (lockdown) telah mengurangi emisi karbon dioksida pada tahun ini sebesar 7 persen.

Melansir New York Post, Minggu (13/12/2020) hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Earth System Science Data itu menunjukkan bahwa angka di atas turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 36,4 miliar metrik ton.

RelatedPosts

UNESCO Apresiasi Accor dan Expedia Dukung Pariwisata Berkelanjutan di Dunia

Indonesia Libatkan Para Ahli Teliti Penyebab Mamalia Laut Terdampar Massal

Indonesia Dikecam Malaysia dan Singapura Akibat Asap Karhutla

Jerman Gelontorkan Rp41,25 Triliun untuk Indonesia Bangun Infrastruktur Hijau

Ilmuwan Temukan ‘Gliese’, Planet Mirip Bumi yang Cocok untuk Studi

Menurut para ilmuwan, penurunan ini terutama karena lebih banyak orang tinggal di rumah serta lebih sedikit bepergian dengan mobil dan pesawat, akibat pembatasan mobilitas terkait pandemi Covid-19.

Namun, emisi diperkirakan akan melonjak kembali setelah pandemi berakhir, mengingat transportasi darat menghasilkan seperlima dari emisi karbon dioksida, gas pemerangkap panas buatan manusia.

Corrine LeQuere, penulis studi dan ilmuwan iklim dari University of East Anglia mengatakan penguncian ini sama sekali bukan cara atau jawaban untuk mengatasi perubahan dan krisis iklim global.

Kelompok ilmuwan yang sama itu, beberapa bulan lalu memperkirakan penurunan emisi dari 4 persen hingga 7 persen, tergantung pada perkembangan penanganan pandemi Covid-19.

Menurut LeQuere, gelombang virus corona kedua di berbagai negara dan pengurangan perjalanan yang berkelanjutan mendorong penurunan emisi gas karbon dioksida hingga mencapai prediksi maksimal yakni 7 persen.

Penelitian menunjukkan emisi turun sekitar 12 persen di Amerika Serikat dan 11 persen di wilayah Eropa, tetapi hanya 1,7 persen di China. Ini disebabkan China memiliki penguncian lebih awal dan gelombang kedua yang lebih sedikit serta emisinya yang lebih banyak berasal dari industri.

Chris Field, direktur Stanford Woods Institute for the Environment memperkirakan emisi akan meningkat setalah pandemi, tetapi dia optimistis bahwa dunia telah mengambil beberapa pelajaran penting yang dapat membantu mengurangi emisi di masa depan.

“Misalnya, ketika ada pilihan untuk bekerja jarak jauh beberapa hari dalam seminggu atau menyadari bahwa mereka tidak terlalu banyak memerlukan perjalanan bisnis, kita mungkin melihat penurunan emisi di masa depan terkait perilaku,” imbuhnya. (ATN)

Tags: Climate ChangeClimate CrisisEmisi KarbonGlobal WarmingPerubahan Iklim
Previous Post

Relawan Lumpuh, Peru Hentikan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinopharm China

Next Post

Indonesia-Uni Emirat Arab Perluas Relasi Ekonomi dan Investasi

Related Posts

Indonesia Sambut Terbuka Investor Eropa
Sains & Lingkungan

Jerman Gelontorkan Rp41,25 Triliun untuk Indonesia Bangun Infrastruktur Hijau

March 6, 2021
Tekan Emisi Karbon, Indonesia Hadapi 5 Tantangan Besar
Sains & Lingkungan

Atasi Pemanasan Global, Pemerintah di Dunia harus Tingkatkan Dana Emisi Karbon

March 4, 2021
Potensi Dampak Finansial dari Risiko Terkait Hutan di Indonesia Capai USD10 Miliar
Sains & Lingkungan

CDP Dorong Perbankan di Asia Tenggara Jadi Pioner Perubahan Iklim dan Hutan

February 25, 2021
Misi Keberlanjutan Global, Ajinomoto Indonesia Kurangi 75 Ribu Ton CO2 pada 2028
Sains & Lingkungan

Misi Keberlanjutan Global, Ajinomoto Indonesia Kurangi 75 Ribu Ton CO2 pada 2028

February 25, 2021
Korban Tewas Akibat Terjangan Topan Phanfone Capai 41 Orang
News

Mitigasi Badai Tropis, Filipina Evakuasi Cepat Ribuan Penduduk

February 21, 2021
Suhu Dingin Ekstrem, Ribuan Penyu Terdampar di Pesisir Texas, AS
Sains & Lingkungan

Suhu Dingin Ekstrem, Ribuan Penyu Terdampar di Pesisir Texas, AS

February 19, 2021
Next Post
Jokowi Minta Putra Mahkota UEA Jadi Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru

Indonesia-Uni Emirat Arab Perluas Relasi Ekonomi dan Investasi

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Militer Myanmar Ingin Merapat ke AS dan Lepas dari Cengkraman China
  • Google Donasikan USD25 Juta untuk Pemberdayaan Perempuan di Dunia
  • MotoGP 2021 Segera Bergulir, Sirkuit Mandalika-Indonesia Masih Cadangan
  • Produk Sawit Indonesia Kini Bebas Masuk ke Swiss
  • Dunia Kutuk Arogansi Aparat Myanmar, Rakyat Sipil Dibantai Seperti Unggas
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.