ASIATODAY.ID, OUAGADOUGOU – Insiden ledakan di barak militer di Guinea Ekuatorial mengakibatkan 15 orang tewas dan melukai lebih dari 400 orang lainnya pada Minggu (7/3/2021).
Presiden Teodoro Obiang Nguema mengatakan ledakan itu disebabkan oleh “kelalaian penanganan dinamit” di barak militer yang terletak di lingkungan Mondong Nkuantoma di Bata. Ledakan terjadi pada jam 4 sore waktu setempat.
“Dampak ledakan tersebut menyebabkan kerusakan di hampir semua rumah dan bangunan di Bata,” kata presiden dalam keterangannya yang berbahasa Spanyol yang disiarkan Televisi pemerintah TVGE.
Guinea Ekuatorial, satu negara kecil di Afrika Barat dengan penduduk 1,3 juta orang yang terletak di selatan Kamerun, adalah koloni Spanyol sampai memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1968.
Pejabat kesehatan mengatakan bahwa mereka yakin ada orang yang hilang di gedung yang rusak akibat ledakan itu.
Ada beberapa ketidaksesuaian dengan jumlah korban tewas, saat TVGE melaporkan 20 orang tewas, tweet Kementerian Kesehatan menyatakan 17 orang tewas dan pernyataan presiden menyebutkan 15 orang.
Televisi pemerintah menayangkan gumpalan besar asap mengepul di atas lokasi ledakan saat kerumunan orang melarikan diri, dengan banyak orang berteriak “kami tidak tahu apa yang terjadi, tetapi semuanya hancur.”
Kementerian Kesehatan memanggil para donor darah dan tenaga kesehatan sukarela untuk pergi ke Rumah Sakit Daerah de Bata, salah satu dari tiga rumah sakit yang merawat korban luka. (ATN)
Discussion about this post