ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perlahan namun pasti, Indonesia kini menjadi basis investasi global di Asia Tenggara.
Jika selama ini aliran investasi asing di Indonesia didominasi oleh negara-negara di Asia, tren itu tampaknya telah bergeser dan mulai diambil alih oleh negara-negara Eropa.
Negara seperti Swiss dan Belanda sudah bertengger di posisi lima besar dalam daftar investasi asing di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di Indonesia pada kuartal II 2021 mencapai Rp 223 triliun. Angka ini tumbuh 1,5 persen dari kuartal sebelumnya, dan tumbuh 16,2 persen secara tahunan (year on year) dari periode sama tahun sebelumnya.
Menurut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, realisasi investasi di kuartal kedua tahun ini masih jauh lebih baik, karena investor luar dan dalam negeri sudah terbiasa dengan keadaan Covid-19.
“Ini terbukti di kuartal II yang dihitung dari bulan April-Mei-Juni realisasi sebesar Rp 223 triliun. Ini sebelum adanya PPKM,” jelas Bahlil dalam sesi teleconference, Selasa (27/7/2021).
Untuk investasi asing, sebaran negara asal penanaman modal asing (PMA) di Indonesia mulai menunjukkan keberagaman.
Tahun ini, PMA tidak lagi didominasi dari Benua Asia. Pada triwulan I/2021, Swiss masuk dalam lima besar PMA Indonesia. Periode selanjutnya Belanda jadi salah satu investor terbesar menggantikan Swiss.
“Jadi tidak ada lagi dominasi Asia. PMA di Indonesia sudah mulai bergeser ke Eropa,” jelasnya.
Berdasarkan data BKPM, Belanda berada pada posisi ketiga PMA terbesar untuk triwulan II/2021 dengan nilai USD1,1 miliar. Angka ini 13,8 persen dari total investasi asing.
Yang pertama adalah Singapura USD2,1 miliar (26,4 persen) dan Hongkong USD1,4 miliar (18,1 persen). Sepanjang semester I, Belanda ada di posisi keempat dengan nilai USD1,3 miliar (8,2 persen). Adapun, posisi pertama dan kedua masih ditempati Singapura dan Hongkong yang masing-masing USD4,7 miliar (30,1 persen) serta USD2,3 miliar (14,5 persen).
Sementara itu, PMA pada kuartal II sebesar Rp116.8 triliun atau 52,4 persen dari total investasi asing. Untuk semester I, Rp228,5 triliun (51,6 persen).
Bahlil memandang, adanya negara di luar Asia yang berinvestasi di Indonesia, menjadi sinyal positif. Kepercayaan dunia, khususnya Eropa terhadap Indonesia mulai tumbuh.
“Kita akui ketika terjadi Brexit yaitu Inggris keluar dari Uni Eropa, Belanda dijadikan sebaga hub, seperti Singapura menjadi hub negara lain,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Bahlil juga mengungkapkan bahwa investasi skala besar dari Amerika Serikat (AS), Australia, dan Korea Selatan akan segera masuk ke Indonesia pada akhir 2021 ini.
“Investasi besar dari AS, Australia dan Korea Selatan (Korsel) kita pastikan akhir tahun ini sudah masuk. Sesuai rencana, di akhir 2021 mereka sudah melakukan realisasi. Tapi perusahaannya apa dan berapa angkanya, nanti kita umumkan,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post