ASIATODAY.ID, JAKARTA – Laporan Consumer Payment Attitudes Study 2021 yang dilakukan Visa menyebutkan, saat ini sekitar 85 persen konsumen di seluruh Asia Tenggara sudah menggunakan berbagai metode pembayaran digital, seperti kartu, kartu contactless, pembayaran online, dompet elektronik, dan QR code.
“Selama 1 terakhir, adopsi pengalaman perdagangan yang mengutamakan digital telah terakselerasi disebabkan pandemi Covid-19,” kata Group Country Manager, Regional Southeast Asia Visa, Tareq Muhmood melalui keterangan tertulisnya Rabu (4/8/2021).
Dia mengatakan, pelaku usaha harus segera mendigitalisasi usahanya untuk beradaptasi menghadapi tren pembayaran nontunai dan e-commerce yang terus bertumbuh.
“Seiring dampak pandemi, perilaku konsumen serba digital diperkirakan akan terus berlanjut, dan gaya hidup digital di Asia Tenggara semakin didukung oleh pengalaman pembayaran inovatif,” imbuhnya.
Consumer Payment Attitudes Study 2021 menyebutkan, hampir dua pertiga konsumen di Asia Tenggara (64 persen) telah bepergian tanpa membawa uang tunai, di antaranya Vietnam (84 persen), Thailand (82 persen), Filipina (79 persen), dan Indonesia (68 persen).
Secara keseluruhan, pergeseran menuju pembayaran nontunai didorong oleh meningkatnya adopsi pembayaran secara contactless (63 persen) dan pembayaran kartu (46 persen) oleh konsumen, diikuti meluasnya penerimaan pembayaran digital oleh merchant (41 persen), serta bertumbuhnya persepsi pembayaran digital sebagai metode yang aman (40 persen).
Kartu contactless tetap populer di seluruh wilayah, dengan adopsi terbesar di Singapura (75 persen), Malaysia (65 persen) dan Thailand (41 persen).
Meski demikian, masih ada peluang yang cukup besar untuk mendorong penggunaan kartu contactless di beberapa negara lainnya.
Tareq Muhmood mengatakan pandemi Covid-19 telah mendorong konsumen di Asia Tenggara berbelanja online untuk pertama kalinya melalui situs web (43 persen) atau channel sosial media (35 persen).
“Lebih dari separuh konsumen di Indonesia (56 persen) dan Filipina (52 persen) juga berbelanja online untuk pertama kalinya,” kata Tareq.
Seiring preferensi dan kebiasaan konsumen yang terus berubah, para pelaku usaha memiliki peluang untuk melayani konsumen dengan menerapkan strategi yang mengutamakan digital dalam hal pembayaran. Dimulai dengan membuka toko online melalui platform e-commerce dan menerima pembayaran contactless sehingga konsumen dapat berbelanja dan melakukan pembayaran sesuai preferensi mereka.
Seiring perdagangan tradisional tatap muka dan e-commerce yang semakin melebur, para pelaku usaha di Asia Tenggara juga mulai mengadopsi perdagangan omnichannel yang mengintegrasikan beragam layanan digital, seperti smart checkout atau solusi berbasis aplikasi di toko fisik/retail.
Di Asia Tenggara, kata dia, masa depan pembayaran adalah digital.
“Pengalaman pembayaran yang inovatif akan menjadi ikon dari masa depan yang mengutamakan digital di Asia Tenggara,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post