ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Star Energy Geothermal (SEG), perusahaan energi panas bumi terbesar di Indonesia dan Schlumberger, penyedia teknologi dunia untuk industri energi menyelesaikan studi bersama dalam mengembangkan solusi terobosan untuk menentukan daerah sweet-spot pengeboran panas bumi.
“Proyek ini merupakan salah satu upaya berkelanjutan Star Energy menerapkan inovasi dan teknologi untuk mengurangi LCOE (Levelized Cost of Electricity) energi panas bumi,” kata Chief Executive Officer PT Star Energy Geothermal, Hendra S Tan dalam keterangan tertulisnya Jumat (14/1/2022).
Dia mengatakan cost pengeboran merupakan salah satu komponen biaya utama dari biaya energi panas bumi.
“Penerapan teknologi ini memungkinkan SEG mengebor di tempat tepat dengan akurasi dan hasil lebih baik, yang berujung pada pengurangan biaya pengeboran,” kata dia.
Hendra mengatakan studi penerapan teknologi ini dimulai pada Lapangan Panas Bumi Darajat, Garut, Jawa Barat.
Penggunaannya diharapkan meningkatkan keberhasilan pengeboran sumur dengan memodelkan sistem rekahan alami dan distribusi permeabilitas yang diketahui di bagian area sudah dibor serta memprediksi distribusinya di bagian belum dibor.
“Di banyak lapangan panas bumi, produksi bergantung pada keberhasilan penentuan target pemboran terhadap rekahan yang terjadi secara alami di bawah permukaan,” kata Hendra.
Chief Asset Management Officer PT Star Energy Geothermal, Ken Riedel mengatakan teknologi ini akan diterapkan untuk meningkatkan hasil pemboran di tiga lapangan SEG.
Tahap pertama diterapkan pada Lapangan Darajat pada pemboran 2022 serta pada Lapangan Salak dan Lapangan Wayang Windu pada kampanye selanjutnya.
Sementara Managing Director Schlumberger Indonesia Devan Raj mengatakan pihkanya senang memiliki kesempatan memperluas kerjasama dengan Star Energy Geothermal dalam mengembangkan solusi inovatif dengan memanfaatkan kumpulan ahli dan teknologi dari kedua perusahaan untuk memaksimalkan potensi panas bumi.
Teknologi ini menggabungkan pengetahuan SEG tentang manajemen sumber daya panas bumi pada Naturally Fractured Reservoir dan teknologi Schlumberger dalam mengkarakterisasi rekahan dengan mengunakan aplikasi DELFI Cognitive E&P Environment, melalui proyek yang disebut Fracture Characterization and Optimized Well Placement (FCOWP).
“Ini adalah studi pertama yang diaplikasikan pada lapangan panas bumi skala besar dan diharapkan memiliki dampak signifikan terhadap optimisasi pengeboran sumur di masa depan,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post